Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerita Pendek Anak: Kisah Para Jamur dan Dandelion

16 Mei 2023   06:23 Diperbarui: 16 Mei 2023   07:20 1309 7
Alkisah di sebuah negeri nan subur, pada sepetak lahan tak berpenghuni tumbuhlah banyak sekali Jamur dan hanya sebatang tumbuhan liar Bunga Dandelion.

Jamur di sini bukanlah jamur yang biasa dikonsumsi manusia, karena itu tak seorangpun berani memetik atau mengusiknya. Karena itu mereka hidup subur, apalagi jika musim hujan tiba. Jamur terus tumbuh semakin banyak saja jumlahnya. Dandelion yang hanya satu saja juga bertumbuh semakin lama semakin tinggi besar.

Jamur-jamur bersahabat akrab dengan Dandelion yang tadinya imut-imut saja. Mereka suka diam-diam mendengarkan kisah-kisah Dandelion yang sebenarnya bukan bunga yang rewel cerewet, melainkan suka berkisah.

"Aku jenis bunga yang mungkin paling suka berpetualang." Dandelion membuka kisah hari ini.

"Kok bisa, Dandelion? Bukankah kau hanya satu biji saja sewaktu tiba dan tumbuh di sini?"

"Betul, akan tetapi aku telah datang dari sebuah tempat nan jauh bersama angin. Tiba di sini adalah takdirku. Aku terpisah jauh dari saudara-saudaraku. Kami mungkin belum pernah berkumpul. Akan tetapi suatu hari nanti, barangkali akan bersama lagi."

"Bagaimana mungkin, kau masih tinggal dan terus bertumbuh di sini."

"Lihat, sebentar lagi bungaku yang satu ini akan lebih mekar dan megar bagaikan surai Singa Si Raja Hutan. Kalian akan lihat sendiri apa maksudku dengan berpetualang." Dandelion menutup kisah hari ini.

Para Jamur menunggu dengan sabar. Sang Waktu pun terus berlalu. Akhirnya Dandelion menjadi bunga nan indah sekali. Bagaikan surai seekor singa jantan, ia terlihat megah bersinar. Bunganya pada satu tangkai namun bijinya banyak sekali dengan mahkota nan putih lembut membulat bagaikan bola-bola kapas.

Para Jamur terkagum-kagum. Akan tetapi Dandelion tak ingin dipuji. Ia malah bertutur lagi, "Wahai Jamur, barangkali sebentar lagi akan tiba saatnya kita berpisah."

Para Jamur terkejut. "Apa maksudmu?"

"Pada hari yang berangin ini mungkin aku akan berangkat. Kita mungkin akan segera berpisah. Akan tetapi kumohon kalian jangan bersedih, ya."

Para Jamur belum mengerti apa yang diungkapkan Dandelion itu. Malam hari pun tiba, hujan turun deras disertai deru angin. Dandelion terlihat pasrah dengan nasibnya, tangkainya tak begitu kuat, bahkan terombang-ambing, berusaha bertahan. Para Jamur tak bisa melihat apa yang terjadi dengan Dandelion. Sudah terlalu gelap, bulan dan bintang tak terlihat dalam cuaca seperti itu.

Keesokan pagi, para Jamur terkejut. Tangkai Dandelion terlihat gundul. Ke mana mahkota maha indah dan biji-bijinya, apakah mereka gugur?

"Mengapa jadi begini? Malang benar nasibmu, Dandelion! Apa yang dapat kami lakukan untuk menolongmu?

Para Jamur pun bersedih. Mereka meratapi hilangnya sahabat yang biasanya suka berkisah itu.

Akan tetapi beberapa waktu kemudian, di sekitar mereka mulai tumbuh beberapa benih baru. Para Jamur menyadari jika Dandelion telah kembali.

Tidak hanya satu, melainkan berpuluh atau beratus-ratus kali lipat!

"Oh, ini maksud kisahmu waktu itu, Dandelion. Kau biarkan biji-bijimu berpetualang bersama angin dan menyusul menemui saudara-saudaramu. Namun akhirnya kau kembali. Selamat datang, Sahabat!"

Demikianlah para Jamur bersukacita karena sesungguhnya Dandelion tidaklah mati, melainkan telah hidup kembali.

Tamat.

Pesan moral: Hendaklah sebuah masalah dan kemalangan tidak menjadi akhir nan menakutkan, melainkan awal dan pengalaman baru untuk bertumbuh lebih banyak, lebih kuat dan lebih besar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun