Aku takkan pernah lupa pada tatapan meledek mata hitam sipit Sang Pemuda Barista di balik konter kedai kopi kecil itu. Ia lumayan tampan, mungkin usianya sedikit lebih muda dariku. Setahun atau beberapa bulan. Kulitnya putih bersih, sesungguhnya ia lebih cocok jadi model daripada seorang karyawan kafe mungil pinggir jalan begini. Wajah
baby face khas Asianya mengingatkanku pada artis Korea yang dijuluki
face genius. Huh, saatnya kembali bersikap bodoh amat, sepertinya ia bakal ke-ge-er-an jika kutatap berlama-lama. Sekilas kucuri pandang pin nama di kiri atas celemek hitamnya. Namanya singkat saja, Rey.
KEMBALI KE ARTIKEL