Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Dear Hater, Wo Ai Ni (1 Dari 3)

29 Januari 2023   07:00 Diperbarui: 6 Februari 2023   10:13 188 13
Namanya Aini Chandra, seorang gadis penulis. Bukan penulis terkenal alias femes. Hanya seorang penulis kecil-kecilan yang berangkat dari hobi saja, belum jadi penulis pro yang berangkat dari bangku pendidikan tinggi semacam ahli bahasa, apalagi S2.

Sewaktu masih belia, Aini dulu ingin menjadi wartawan, reporter atau jurnalis. Tidak tanggung-tanggung, ingin meliput berita kriminal! Sayang, kedua orang tua Aini yang pedagang toko kelontong besar di bilangan Glodok, Jakarta Barat, langsung menentangnya.

"Jangan, Aini! Profesi yang sangat berbahaya!" Orang tua Aini yang lahir dan dibesarkan pada zaman 'Orde Dahulu' sangat tahu jika risiko jadi kuli tinta sangat besar.

"Baik, Papa, Mama. Aini akan kuliah dulu saja. Aini tetap akan menulis walaupun tidak jadi wartawan."

"Baiklah, akan tetapi hati-hati. Mama tahu kamu suka membaca seperti Mama, dan juga hobi menulis. Mama dan papa harap Aini bisa melakukan apa saja yang Aini suka dengan hati. Kami akan selalu mendoakan Aini."

"Terima kasih, Mama."

Profesi-profesi lainnya yang Aini impikan misalnya jadi dokter hewan pun akhirnya Aini terpaksa urungkan. Ia tak tega melihat hewan peliharaan mati, apalagi jika kelak ada pasien yang 'harus mati' di tangannya.

Hanya ada satu pekerjaan sambilan Aini saat ini. Menulis. Sebenarnya Aini belum jadi penulis profesional. Hanya seorang penulis fiksi dan artikel lepas di sela-sela kuliahnya.

Aini merintis jalan dengan susah payah. Kedua orang tuanya belum juga memberi restu penuh pada bakat dan minat putri tunggal mereka ini. Mereka tahu Aini cerdas, berbakat, sekaligus memiliki keunikan.

Walau wajah Aini belum populer, perlahan Aini mendapat beberapa pembaca tetap dan penggemar. Tak seperti penulis lain yang kejar target, Aini tidak pernah memaksakan diri untuk menulis. Aini selalu menulis dengan hati, sesuatu yang sesama rekan penulis di dunia maya zaman now sering anggap kurang penting. Seperti halnya persaingan di dunia kerja lainnya, tidak semua kenalan yang serumpun, seminat dan sehobi memiliki visi dan misi yang sama.

Misalnya saja Heni Wendarto. Gadis itu Aini kenal di dunia maya saja, belum jadi teman di dunia nyata. Heni Aini kenal di sebuah komunitas dunia maya. Beda kota, sepertinya akan sulit bagi Aini bisa bertemu dengan Heni. Dan mungkin juga tidak akan pernah bertemu.

Heni sangat tidak suka kepada Aini. Seperti kata Heni beberapa saat silam di dunia maya kepada Aini, wo hen ni. Artinya, aku membenci kamu.

Walau pernah 'sebuku' dengan Heni lewat karya tulis antologi sebuah penerbit indie, sepertinya akan sulit bagi Aini untuk bisa bersahabat dengan Aini. Heni yang juga seorang penulis adalah seorang penulis fiksi 'panas'. Kisahnya berseliweran di beberapa platform dan dilanggani ratusan ribu orang pembaca, konon adalah emak-emak berdaster lebar.

Heni beda jalan dan lalu beda nasib dengan Aini. Berkat kelihaiannya menulis panas, kadang dengan kata-kata yang buat jengah, ia berhasil naik daun dengan cepat. Hanya beberapa waktu setelah Heni meluncurkan sebuah novel online dengan judul panas, ia langsung berada di beranda platform novel online ternama di Indonesia. Tidak pernah turun beranda, malahan Heni dikontrak eksklusif untuk karya-karya selanjutnya. Artinya, Heni akan terus mendulang Dolar Amerika dengan tiada henti-hentinya.

"Mari kita menulis bersih, kembalikan literasi Indonesia yang layak baca. Ayo, kita terakan kata-kata yang bisa mencerdaskan bangsa!" Demikian Aini sebagai kenalan di dunia maya kerap memperingatkan para penulis melalui artikel-artikel lepas yang kerap ia bagikan di media-media nasional. Walau kurang didengarkan, tetap setia Aini gaungkan.

Sayangnya Heni merasa sakit hati dan kurang bisa menerima semua tulisan Aini itu. "Hah, tahu apa 'sih dia? Siapa dia? Mengapa ia sepertinya kurang senang jika kami menulis panas demikian? Apa hanya sok-sokan saja, cari muka? Takut lahan tulisannya terampas?"

Demikian sejuta duga Heni, hingga ia jadi benar-benar membenci Aini tanpa Aini ketahui.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun