Beberapa kali waktu penulis masih sering naik angkutan umum Bus Kopaja atau Kopami medio 2015-2016, pengamen keliling turut masuk ke bus mini khas Jakarta ini dan memainkan alat musiknya yang 'asal genjreng' saja, entah ukulele, gitar tua atau 'kecrek-kecrek' ala marakas. Setelah menyanyi yang kadang merdu kadang sumbang bin fals (bukan Doel Sumbang atau Iwan Fals), mereka pasti 'angkat topi' atau menyodorkan sebungkus wadah bekas permen untuk menampung uang 'sukarela' dari penumpang.
KEMBALI KE ARTIKEL