Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Siapa yang Bertanggung Jawab dalam Longsor Cililin ?

28 Maret 2013   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:05 539 1

Tepat kiranya Hutan Indonesia, Kemitraan dan Yayasan Perspektif Baru mengangkat "Kelestarian Hutan Indonesia" sebagai tema dalam lomba ini. Entah kebetulan atau tidak, tema ini sedang menjadi perbincangan lantaran negara kita sedang berkabung dalam bencana longsor di Cililin, Bandung Barat. Bencana yang terjadi Senin lalu (23/3), telah menelan 12 orang tewas dan 7 orang masih dalam pencarian. Penyebab terjadinya bencana ini sangat berkaitan dengan aktivitas manusia dalam menjaga kelestarian hutannya.

Penulis yang juga berdomisili di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Cihampelas, sekitar 60 Km dari lokasi kejadian di Desa Mukapayung, merasa turut prihatin atas bencana tersebut. Bagi penulis, ajang ini seakan menjadi curhat apa sebenarnya yang terjadi dengan hutan di Bandung Barat? Bagaimana peran dari semua pihak untuk menjaga kelestarian hutannya ?

Penyebab utama longsor adalah curah hujan dan pengaruh aktivitas manusia.. (DR. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB)

Memang betul, hampir tiap hari daerah kami selalu diguyur hujan. Entah siang atau sore, hujan selalu dibarengi petir dan angin kencang. Seminggu lalu, saya dibuat nyerah dan akhirnya terbaring seminggu akibat tiap hari diguyur hujan. Tidak ada perhatian khusus dari pemerintah daerah mengenai kondisi ini. Apakah itu pemberitahuan melalui poster di desa, ataupun di radio lokal. Tidak ada peringatan apapun, seolah semua berjalan seperti biasanya.

Pada gambar di atas, kita bisa melihat betapa pemukiman warga berada di area yang cukup berbahaya. Seperti yang disebutkan dalam rilis BNPB, pemukiman tersebut berada di kemiringan 40-50 derajat. Lantas pertanyaannya, apakah ada peringatan bahaya dari pemerintah setempat? Seperti pengalaman sebelumnya, peringatan dari pemerintah setempat hanyalah formalitas. Kalaulah alasannya adalah warga yang tetap tidak mau meninggalkan lokasi, faktanya adalah karena mereka belum yakin pemerintah mempunyai rencana serius untuk melakukan relokasi dan mencarikan mereka lapangan pekerjaan.

Dalam beberapa pemberitaan, kepala pelaksana BNPB Bandung Barat pernah mengatakan daerah lokasi longsor tersebut merupakan rawan bencana. Sebelumnya pihaknya telah membagikan peta rawan bencana hingga ke pelosok desa. Tadi pagi sebelum kerja, saya pun menyempatkan untuk melihat mading di desa. Kebetulan letaknya tidak jauh dari rumah. Ternyata di mading memang ada peta yang cukup besar, tapi itu peta penyebaran kerajaan-kerajaan Islam, Hindu dan Budha di Indonesia. "Ahh, ini desa atau tempat kursus buat anak persiapan UN," pikirku dalam hati.

Sebagian besar perbukitan dibudidayakan menjadi lahan pertanian tanaman semusim. Nyaris tidak ada hutan sama sekali. (BNPB)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun