Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Saat Linieritas “Memangsa” Kreativitas

21 November 2014   01:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:16 35 0
Kekeliruan paradigma yang memandang linieritas sebagai faktor yang paling menentukan kesuksesan seseorang dalam hidupnya kembali terbukti dengan dipilihnya Susi Pujiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja yang dinakhodai oleh Jokowi-JK. Perempuan sukses yang dikenal sebagai pemilik salah satu perusahaan transportasi udara di Indonesia tersebut ternyata hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun berkat kreativitas dan kegigihannya dalam mengelola usaha yang dirintisnya sejak dulu, beliau pun berhasil membawa perusahaannya menjadi salah satu maskapai yang cukup diperhitungkan di tanah air.
Di lain pihak persoalan kesesuaian antara ijazah guru dengan bidang studi yang diampunya kembali mencuat pasca dikeluarkannya Permendikbud No 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dan KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan peraturan tersebut guru TIK yang tidak memiliki kualifikasi akademik dalam bidang Teknologi Informasi, hanya dapat menjalankan tugasnya sebagai guru TIK sampai bulan Desember 2016. Setelah itu mereka wajib mengajar sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya (jika ada). Keputusan ini pun disambut sinis oleh para guru TIK terutama mereka yang telah lama mengabdi namun tidak memiliki kesesuaian ijazah dengan mapel yang diajarkannya.
Peraturan yang ditandatangani oleh Muhammad Nuh tersebut sejatinya merupakan bentuk pengingkaran terhadap paradigma pembelajaran abad 21. Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, latar belakang pendidikan tidak lagi menjadi halangan bagi siapa saja untuk menambah wawasan maupun keterampilannya. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan ketekunan dalam belajar serta kreativitasnya dalam mempersembahkan pembelajaran yang berkualitas bagi siswa. Berbagai pengetahuan seperti membangun jaringan lokal maupun merancang sebuah sistem informasi menggunakan bahasa pemrograman tertentu, kini tidak lagi menjadi “monopoli” para sarjana komputer. Siapapun dapat mempelajarinya melalui tutorial yang tersedia di dunia maya. Saat ini banyak sekali terdapat situs yang menyediakan konten pembelajaran berdasarkan materi yang kita butuhkan. Bermodalkan akses internet yang memadai, seluruh materi tersebut dapat kita peroleh dengan cuma-cuma.
Berdasarkan gambaran di atas, menjadikan linieritas sebagai satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan guru dalam mengajar merupakan sebuah penilaian yang absurd. Konsistensi guru dalam usaha untuk meningkatkan kompetensinya serta kreativitas dan pengalaman dalam menyampaikan materi pembelajaran hendaknya menjadi faktor yang lebih diperhitungkan. Hal ini dikarenakan dunia pendidikan yang bersifat dinamis membutuhkan para pendidik yang memiliki kreativitas tinggi dan tidak hanya mengandalkan linieritas semata. Dengan demikian lembaga pendidikan pun akan mampu berperan dalam menyiapkan generasi penerus yang benar-benar siap dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Ramdhan Hamdani
www.pancingkehidupan.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun