Sebagian besar nelayan Muara Angke masih bergantung pada penjualan ikan mentah tanpa proses pengolahan. Hal ini menyebabkan nilai tambah hasil tangkapan tidak maksimal, sementara ketergantungan pada tengkulak membuat pendapatan mereka tidak stabil. Padahal, Muara Angke memiliki potensi luar biasa, baik dalam hasil tangkapan maupun sumber daya manusia. Untuk mengatasi hal ini, sangat dibutuhkan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pengembangan usaha berbasis ekonomi kreatif sebagai langkah strategis.
Melalui hasil pengamatan secara langsung pada masyarakat nelayan Muara Angke, ditemukan berbagai saran-saran dalam melakukan pendekatan dan strategi pemberdayaan berupa,
1. Pengembangan produk olahan ikan seperti ikan asin, abon ikan, dan makanan laut beku merupakan peluang ekonomi alternatif untuk meningkatkan nilai pendapatan masyarakat
2. Pemanfaatan teknologi digital E-commerce dan media sosial untuk membantu nelayan menjangkau pasar yang lebih luas
3. Penguatan kelembagaan keuangan mikro seperti koperasi lokal sehingga nelayan dapat memperoleh akses modal yang lebih baik untuk mendukung inovasi
4. Pelatihan serta pendampingan masyarakat nelayan untuk meningkatkan keterampilan, seperti pengolahan ikan menjadi kudipan menarik hingga strategi pemasaran modern
Dengan implementasi strategi ini, kesejahteraan masyarakat Muara Angke diharapkan meningkat secara signifikan. Transformasi dari nelayan tradisional menjadi pelaku ekonomi kreatif dapat menjadi langkah besar menuju kemandirian dan keberlanjutan ekonomi lokal.
Inisiatif pemberdayaan seperti ini bukan hanya mendukung nelayan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi pesisir Indonesia.