Mohon tunggu...
KOMENTAR
Roman

Gadis Itu Namanya Rana

22 Juli 2024   17:30 Diperbarui: 22 Juli 2024   18:48 18 0
            lambai dentungan aingin diujung ranting tua, menerabas kedasar lautan menjelman arus disebrang pulau-pulau kecil, debur ombak ditepian, mengobok-obok perahu membawa senja tengelam diujung barat. Serta suara burung diangkasa, berkicau layaknya berbicara dengan alam semesta, menagih hidup yang entah dimana ia akan singgah seperti raja Roma. Gemuruh dikejauhan terdengar teramat bising, lambat laun suaranya seperti tangisan anak malang dipinggiran kota, jalan-jalan setapak lapuk dengan bekas jejak nelayan, kakinya saling bersebrangan satu dan lainya, dan senyum manis mulai terlihat dibawah pohon cemara, lekuk tubuhnya bagai patung seorang raja, serta kerudung meliliti leher dengan anggun, jemarinya menghelai sarungnya dengan santai. Aku tampak lebih serius melihatnya dengan tanang dari kejauhan, menikmati sembari memalingkan wajah, seolah tak ada apa-apa diujung sana, nyatanya aku sesekali melirik pundaknya dibalik pohon, berharap ada tegur sapa untuk pertama kalinya dengan gadis desa itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun