Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ironi

14 Maret 2012   15:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 105 1
Puisiku
yang dulu ku berikan,
luruh tergeletak
di kolong meja kamarmu.

Lesu tak kau sentuh,
bisu
tiada binar matamu menyapa.

Sajak cintaku
mungkin juga terkujur kaku,
terantuk selembar dingin dalam semerbak kembang haru ranjang kelambu sendu.

Hasratku selalu tergoda
akan suara-suara musikmu,
membelenggu nafas-nafas kerinduanku mempertautkan mimpiku pada busur Srikandi ayu.

Namun aku bukanlah jiwa
yang takluk padamu,meski
sajak dan pusiku beku
oleh keacuhanmu.

Akulah ruh yang tersembunyi dalam ketenangan anggur,
hikmatnya tirani dari nurani Arjuna.

Adakah kau tahu sepotong bulan yang tersipu menjadi purnama memadu?

Karna aku...
bukanlah sosok wayang sebagaimana lakon pikirmu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun