Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Menelusuri Kearifan Lokal: Eksistensi Penggunaan Alat Tangkap Tradisional di Masyarakat Nelayan di Tepian Sungai Danau Panggang

19 Mei 2024   09:58 Diperbarui: 19 Mei 2024   10:02 93 0
Desa dengan luas 40,46 KM persegi yang dihuni lebih dari 1200 jiwa ini memiliki keunikan dalam letak geografisnya. Berada di tengah tengah wilayah perairan dengan akses yang hanya bisa dijangkau oleh kapal atau lebih akrab disebut kelotok oleh warga sekitar, menjadikan hampir 90% mata pencaharian warga Desa Tampakang adalah nelayan. Pola hidup yang berkaitan erat dengan air sejak zaman nenek moyang, menjadikan mereka memiliki pemahan dan keahlian lebih dibidang nelayan. Uniknya, masyarakat Desa Tampakang yang berprofesi sebagai nelayan masih sangat mempertahankan eksistensi penggunaan alat tangkap tradisional ketimbang modern.

           Menurut Ardi (60th) dalam wawancara yang dilakukan pada Jum’at, 10 Mei 2024, “Kami para nelayan lebih memilih menggunakan alat tangkap tradisional karena pembuatannya yang jauh lebih mudah, bahan baku yang mudah didapat serta harga yang relatif jauh lebih murah”. Penggunaan alat tangkap tradisional tentu mengharuskan sang pemilik untuk bisa membuat dan menggunakannya dengan baik, hal ini bukan masalah besar bagi masyarakat disana, melihat bagaimana kemampuan ini diturunkan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka. Alat tangkap tradisional yang digunakan pun terbilang cukup variatif, menurut Darsih (45th) dalam wawancara pada Jum’at, 10 Mei 2024, “Penggunaan alat biasanya menyesuaikan dengan musim yang sedang kami hadapi, karena tiap alat tangkap memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing sesuai dengan kebutuhan”. Kendati demikian, nelayan disana tetap memiliki beberapa alat tangkap dengan frekuensi penggunaan paling besar diantara yang lain, karena dirasa alat tangkap tersebut cocok pada bebera musim, tidak hanya satu musim. Beberapa alat tangkap tersebut antara lain:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun