Mohon tunggu...
KOMENTAR
Film Artikel Utama

4 Sisi "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" yang Bikin Banjir Air Mata

4 Januari 2020   22:46 Diperbarui: 5 Januari 2020   11:45 1205 15
Film Indonesia bertema keluarga pada tahun 2020 dibuka dengan film berjudul "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini". Tahun lalu ada film keluarga Camara, 2 garis biru, Koki Koki Cilik 2, Doremi and You, Love For Sale 2 dan Imperfect.

NKCTHI (julukan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) mulai tayang di jaringan bioskop di seluruh Indonesia pada hari, Kamis, 2 Januari 2020.

Film ini mengangkat kisah dari keluarga Narendra yang memiliki istri bernama Ajeng serta ketiga anak bernama Angkasa, Aurora, dan Awan. Bisa dibilang film ini karya terbaik sutradara Angga Dwimas Sasongko sepanjang 15 tahun kariernya di kancah penyutradaraan.

Saat daku menonton film kamis malam, 2/1/2020 di salah-satu bioskop di Cibubur terlihat beberapa penonton mengusap matanya. Daku pun juga mberebes mili, sambil pura-pura menguap kantuk langsung telapak tangan mengusap air mata yang membasahi mata dan kelopak mata.

Film ini akan membuka kenangan kita sebagai anggota keluarga, apakah saat menjadi anak, kakak, adik, bapak atau ibu.

Ada 4 Sisi yang mengena dan dekat dengan kehidupan sehari-hari daku (personal) saat masih dalam satu rumah di Pondok Pinang, Jakarta Selatan bersama Almarhum Bapak, Almarhum Kakak, Ibu dari menonton film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", monggo di scroll...

1. Setiap Orang Tua Memiliki Rahasia yang Belum Diketahui Anaknya 

Setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam mengatur perjalanan kehidupan Rumah Tangga. Itu yang kita dapatkan salah-satu pesan tersirat dari Film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini".

Ada hal yang begitu mengena dalam film ini yang menampilkan bagaimana seorang Ayah dan Ibu memiliki rahasia yang nantinya diketahui ketika anak-anak nya telah dewasa. Rahasia ini terbongkar ketika ada konflik yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Rahasia ini menghantui Ayah, Ibu dan Anak Tertua. Karena sebuah rahasia, seorang Ayah menjadi kharakter yang takut kehilangan puteri bontot nya.

Dampak dari rahasia ini anak tengah merasa tidak mendapatkan perhatian (anak bontot yang selalu diperhatikan) dan anak tertua merasa memikul beban menjaga rahasia ini.

Itu pun yang terjadi pada keluarga daku. Orang tua daku pernah menyembunyikan dari anak-anak nya memiliki hutang dan menggadaikan emas untuk membiayai kami (daku dan almarhum kakak) sekolah dan kuliah.

Rahasia itu terbuka ketika daku diberi tau oleh ibu bahwa Bapak & Ibu tidak punya apa-apa lagi untuk biaya kuliah semester akhir di FKM UI. Daku saat itu harus mendampingi Ibu memohon pinjaman kepada Sepupu ku mbak Neneng (Akhirnya pinjaman itu dianggap lunas tidak perlu dibayar,...terima kasih ya mbak).

Setiap keluarga pasti memiliki cara masing-masing untuk saling menyampaikan rasa kasih sayangnya. Salah-satu nya dengan menyimpan Rahasia yang dibuka pada waktu nya ke anak-anak nya.

2. Film ini Mengkritik Orang Tua Mapan 'Berkecukupan Ternyata Tidak  Selalu Membuat Bahagia'

Berbagai intrik yang terjadi akan ditampilkan dalam scene dalam film ini. Walaupun latar belakang ekonomi dari keluarga yang diangkat merupakan keluarga menengah keatas (mapan) tapi ada beberapa sisi yang juga dialami oleh individu dikehidupan keluarga/rumah tangga kebanyakan.

Narendra sejak menikah di akhir era 80-an atau awal 90-an sudah memiliki rumah 2 lantai yang besar (bukan type 36/45/60) dan kendaraan roda empat.

Angkasa (Rio Dewanto) sebagai anak sulung keluarga mapan sudah mampu memiliki hunian dengan perabotan yang apik, punya mobil bagus dan memiliki calon istri yang cantik pula.

Aurora (Sheila Dara), anak tengah yang menjadi seniman telah memiliki studio sendiri dengan peralatan yang lengkap padahal dirinya baru mau pertama kali pameran tunggal. Lalu Awan (Rachel Amanda) yang paling bontot dan diperhatikan, baru magang di tempat kerja yang baik (ada peran Ayah nya), tapi udah punya iMac.

Salah-satu sisi dari film ini mencoba menyampaikan kritik sosial terhadap pola asuh orang tua Mapan di Asia. Benar atau tidak kalau orang-orang Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Selatan punya obsesi yang begitu besar ke anak-anaknya untuk sukses di bawah pengawasannya.

Dalam beberapa scene bagaimana Narendra mengawasi gerak-gerik si bontot dan si anak tengah akhirnya bisa kuliah ke London pakai dana pensiun ayahnya (gede ya dana pesiunnya).

Mereka (Orang Tua Mapan) sering fokus memenuhi kebutuhan fisik anak seperti sekolah, pakaian bagus, fasilitas belajar, sampai ekstra kulikuler. Narendra (orang tua mapan) mengganggap dengan memberi jalan kesuksesan tanpa penderitaan dan dicukupi kebutuhan setiap anak akan bahagia.

Setidaknya ini yang saya tangkap dari setiap scene yang ditampilkan dalam film NKCTHI.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun