Kemudian orang-orang menyoroti Erick Thohir. Menurut sejumlah pengamat dan pecinta sepakbola, mantan Bos Inter Milan itu adalah harapan bagi martabat dan prestasi sepakbola Indonesia.
Benarkah demikian? Bisakah Erick Thohir menerima beban dan harapan sebesar itu dari pecinta sepakbola tanah air?
Erick, mantan pemilik DC United itu perlahan mulai menjawab harapan. Poin pertama, pada Minggu 15 Januari 2023 pagi, didampingi Raffi Ahmad, Atta Halilintar dan Kaesang Pangarep, dirinya mendaftar secara resmi sebagai calon Ketua Umum PSSI.
"Harus punya nyali untuk membenahi PSSI dari tangan-tangan kotor," begitu kata Erick di sela-sela pendaftarannya.
Orang yang bernyali biasanya tidak pernah tersandera apapun. Erick meyakini kita bahwa membenahi apapun itu, harus bebas dan lepas dari sandera serta kepentingan pribadi. Dan Erick adalah salahsatu dari sedikit yang bebas dari sandera apapun membesut PSSI.
Mendaftar dan menegaskan punya nyali itu menjadi poin pertama dan penting bagi tangan dingin Erick untuk membenahi PSSI dan mengangkat prestasi kita di kancah internasional.
Poin kedua, Erick bukanlah orang yang gagap bicara teknis dan manajerial sepakbola. Meski bukan mantan pemain, pemilik Oxford United ini cukup fasih mengulas tentang sebelum dan sesudah pertandingan.
Kita masih ingat bagaimana Erick jadi komentator di stasiun tv nasional yang menayangkan Piala Dunia 2022 kemarin. Menteri BUMN ini sangat fasih mengulas Prancis vs Polandia dan prediksinya lumayan benar. Meski tim kesayangannya Brazil tidak jadi juara.
Erick tak cuma bukan orang yang gagap sepakbola, tapi dia juga menjadi orang Indonesia pertama menjadi Presiden klub Serie A kala membeli Internazionale Milan 2013-2019.
Di periode itu, tak cuma Inter Milan senior, melainkan Inter Milan kelompok umur juga menorehkan prestasi gemilang. Sampai kini, hubungan Erick dengan pemain dan official klub bermarkas di Giuseppe Meazza Stadium itu masih harmonis. Bahkan Internisti pun tetap ingin berswafoto tatkala bertemu Erick di Italia.
Jauh ke tanah Britania Raya, bersama Anindya Bakrie, Erick menjadi pemilik saham mayoritas Klub Divisi Utama Liga Inggris Oxford United. Ini menjadi pengalaman berharga bagi Erick mengelola manajemen klub sepakbola sembari belajar dari FA, federasi sepakbola Inggris.
Pengalaman dan jaringan ini tentu saja bermanfaat besar bagi talenta sepakbola kita. Bukan bermaksud menafikan dampak positif Garuda Select beberapa tahun belakangan ini. Tapi tindak-lanjut ke mana pemain jebolan Garuda Select akan berlabuh di Eropa khususnya, masih terbilang minim.
Namun Ketum PSSI (bila nantinya dapat amanah terpilih) Erick Thohir tidak akan sulit membawa Kapten Timnas U-17 Muhammad Iqbal Gwijangge trial di Oxford United atau Internazionale. Atau mengenalkan pemain sekelas Mercelino Ferinand di Giuseppe Meazza Stadium di Internazionale Milan.
Erick Thohir adalah seorang kreator yang punya jiwa sportivitas. Tentu talenta muda kita perlu diberi kesempatan menginjakkan kaki di rumput stadion klub-klub Eropa dan bermain di laga kompetitif.
Erick juga merupakan seorang dengan manajerial yang mumpuni. Tinggal bagaimana dia bisa mahkodai PSSI yang bersih tanpa mendahulukan kepentingan, terutama kepentingan Exco PSSI.
Untuk itu, kita juga berharap bila nanti menjadi Ketum PSSI, Erick Thohir harus bernyali dan berani dengan Exco PSSI. Dan kami yakin tangan dingin Erick mampu meracik PSSI menjadi federasi yang disegani dunia karena prestasinya, bukan dikenal tunduk pada aturan yang dibuat televisi demi rating semata tanpa peduli nyawa suporter.