Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

"Takdir Kematian"

22 Mei 2012   16:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 276 0
“kalian pada kenapa sih??? Pokoknya yakin deh nggak bakalan ada apa - apa?? Lagian juga ngapain hari gini percaya hantu??” maki yang dasarnya memang nggak percaya dengan hantu, mencoba meyakinkan teman - temannya untuk nggak takut. “tapi kan disini gelap ki, mana angker pula”. nadia melihat sekeliling, hanya ada pepohonan rimbun dan geduang tua. “dasar cewek, kerjanya parnoan mulu”. “bukannya parno, tapikan kalau denger dari cerita pak dani kayaknya serem banget deh” Maki, nadya, tyo, dan ablen secara bersamaan keluar dari mobil silver yang mereka tumpangi, mereka kembali memperhatikan sekitar gedung kosong yang memang kelihatan agak amburadul. “ini perlengkapannya”, tyo mengangkat ransel yang berisi perlengkapan mereka. “kalian yakin mau main disini??” ablen sebenarnya ragu, tiba - tiba saja dia merasa takut. Sebenarnya semua ini adalah usul maki, untuk memecahkan mitos gaib yang berkembang ditengah – tengah masyarakat banjaran. Dan karena merasa penasaran pula, temen – temennya tidak ingin ketinggalan untuk melewatkan kesempatan langsung membuktikan semua mitos itu meskipun beberapa diantara mereka yang dasarnya memang penakut. “udah kalian nggak usah mikir yang macem – macem, mneding kita masuk kedalam aja langsung aja” Tyo, ablen dan nadya ngekor dari belakang, sementara maki berjalan didepan memasuki gedung itu sambil membawa perlengkapan ritual yang akan mereka lakukan. “tempatnya bener angker y??” nadya bergidik melihat sekeliling gedung tua itu. Ablen memperhatikan secara detail gedung tua yang mereka tempati. “pasti tempat ini sudah lama nggak ditinggalin, liat aja dindingnya yang dipenuhi lumut” “lumayan keren neh klo dipake syuting film horror, Pasti feelnya dapet banget”. seperti biasa obsesi sutradara tyo keluar kalo ngeliat tempat kayak gini. “sstttt… kalian jangan pada rebut..!! ki, tolong buka bungkusan ini. Dan kamu yo, bakar dupanya” Tyo dan maki mengangguk, sedangkan nadya terus saja sembunyi dibelakang maki. Mereka kemudian duduk melingkari mengelilingi kertas putih yang ditengah – tengahnya ada beberapa gambar lingkaran dan kotak – kotak yang membentuk symbol. Maki menjulurkan tanggan menyentuh batuh putih, yang kemudian diikuti teman – temannya yang lain. Maki kemudian komat – kamit membaca sebuah mantra. Tanpa digerakkan, tiba – tiba batu itu bergeser mendekati symbol – symbol tertentu, dan hanya maki yang bisa mengartikannya. “kematian??” Ucapan maki sontak mengagetkan teman - temannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun