Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Antologi Puisi Rakhmat Koes (Rakoes) 2008-2010

1 Juli 2010   17:51 Diperbarui: 16 September 2019   23:42 236 0
Binar di Balik Kerling ada bias membayang tanya saat kasat mata menerawang hati sekejap menyibak tabir binar mata rahasia. Bandung, 2008 Selembar Bulu Mata Selembar bulu mata terbang hampiriku seolah bertanya pipi mana yang menantinya lalu angin nakal coba menggoda ditiupnya selembar bulu mata dengan sigap lalu jatuh di pipi mu yang ranum ah, adinda nakal nian angin bertiup andai saja kau tahu bulu mata siapa yang genit itu malu rasanya aku bersua. karena rapuh bulu mataku merindukan mu di lingkar pipi mu yang bundar Bandung, 2008 Mata Sunyi Dalam Sajak seribu kali kerling bersautan andai bersuara ia kan berkata ini bukan lomba, sayang. kedap-kedip buramkan retina yang malas tuk menatap serupa wajah bertabur air mata. dalam sajak coba kuterka mata sunyi menahan sepi usai hujan langit kelabu. lalu kau hijrah dengannya. Bandung, 2008 Mata Sendu dalam nyanyian -tertulis nama Kau lewat sajak kucoba bersenandung walau nada cenderung sumbang, namun harapan kan tersampaikan meski guguran daun menerpa kata. aku teriakkan sajak muskil yang berkelakar dalam kepalsuan, tapi itu adalah tulus. sebab hidup pun kian palsu. lalu aku terdiam suntuk bernyanyi dalam hati, meratapi mata nan sendu yang terbang bersama symponi palsu. Bandung, 2008 Beri Tuhan Bukti, Bukan Janji Tuhan, kan ku buktikan doa kemarin sore dalam ikhtiar yang terikhlas bahwa aku hanya untuknya. sebab doa bukanlah janji, tapi pembuktian seorang insan. jadikan dia untukku. Bandung, 2009 Senyum Duka di Sebuah Pertemuan Kecil Mega mendung lalu hempasan nafas dihembus bibir tipis mu. Bandung, 2009 AIR MUKA MENYIRAM BATHIN SUNYI-kepada perempuan Ku bagai pijar kala gelap menerpa paras mu hadir membias di ruang imaji lalu kau tebar senyum diantara mega mendung langit ku. ah, jika saja di rinai gemericik wudlu ku kau hadir mungkin aku ingin menjadi imam untukmu layaknya matahari menjadi poros rembulan O allah, maha seniman dari yang ada tiada terperi kau cipta maha karya yang terindah, yang selalu dijalan Mu andaikata lelaki mati dalam gelimang dosa yang telah beku, mungkin gadis itu kan membimbingnya menuju syafaat sang manusia pilihan bias air muka mu hai gadis sunyi, kembang impian di relung imaji ku... Bandung, 2009 INTERVIEW BATHIN : EPISODE TERJEBAK (PAMIT SEJENAK) terjebak nyaris tak bisa keluar, semakin hari rasa sayang itu perlahan ku gali kembali setelah hampir empat tahun yang lalu pernah aku menorehkannya pada si jelita gadis bermata sendu. kini semakin besar setiap saat, tumbuh dan tumbuh...mimpi di kala lelap tak lagi tentang bintang, atau angkasa, tapi paras manis dan matanya yang sendu senantiasa hadir menemani tawa dan air mata ku. terjebak hati serasa enggan melepasnya, tapi ada lain sisi saat hati kecut tuk meraih yang bukan milikku. harus bagaimana? hanya ingin berkata aku sayang tak lebih. mungkin saat purnama perlahan pudar, itu adalah tapak langkah aku pergi, jejak langkah yang terbaik agar keutuhan tetap kau miliki, demi kasih dan sayang, demi cinta dan kemunafikan, demi harapan yang selalu samar, demi sebuah kesalahan, demi sahabat terbaik yang pernah hadir. semoga semua yang kutulis tak menjadi petaka sampai jumpa sejenak...entah sampai kapan... semoga kita terwujud dalam satu ikatan yang tak pernah padam, hingga tiba titik nadir. atau tidak sama sekali, dan senyum ku akan kekal membias atmosfer malam saat bintang-bintang selesai ku hitung. mungkin esok, lusa, atau tak pernah ada lagi hari untuk kelancangan ini... maafkan teman... maafkan kasih... maafkan untuk sebuah kelancangan!!! Bandung, 2009 INTERVIEW BATHIN : EPISODE SENYUM UNTUK SAHABATMENGIKIS SUNYI :sahabatku Terpa angin menepis sukma nan gelisah daunan kering di hembus nafas perlahan, bukankah kau hisap wangian dupa yang mengepul di ruang ruhanimu? ah, usahlah kau remang diambang rutinitas yang silau bagai fatamorgana. yakinlah bahwa atmosfer hati masih terselubung tanpa retak, bukankah kau tiupkan pesan bathin kepadanya yang meruang dalam imajimu? gerimis masih kan menyambut langkahmu esok, tapi bukan rintang yang menerpa itikad tuk kau sibakkan dengan gemulai sampur di jentik jemarimu? ada hening dalam damai yang menantimu tuk kembali bersimpuh di rengkuh sujudmu nanti malam, saat perlahan kau mengikis sunyi... Bandung, 2009 MEDITASI LANGITAN-jejak labirin sahabat malam telusur aroma suarga di rundung teka-teki hidup kau raba identitas diri di jalan berliku terjal saat temaram senja mengampirimu dalam remang nuansa hati ya,jalan berliku harus kau lalui karena lelaki tak lelah mencari seperti saat kekasih pergi menuai sesal di dalam diri lantas matahari menusuk perut bumi saat takbir mendengung dalam nurani yang berlalu memanggil pergi seketika mata terpejam dalam transisi bathin meredup diantara memori, lalu meditasimu menembus langit nan tinggi agar cinta kau raih lagi Bandung, 2009 SAJAK PUNTUNG ROKOK tinggal kepul di ujung bibir berhembus isyaratkan kata ketika mata memerah pudar saat kantuk gerayangi retina dan botol kosong sisa minuman yang kuseruput hingga tak berair ah... kini habis sudah kawanku saat rokok terakhir tinggal puntung tapi takan pernah kubuang karena puntung itu kini kawanku Bandung, 2009 KATAKATAKITAKITA bau pete! karena aku baru makan pete. dan katakata wartakan aroma pete dan kitakita isyaratkan bau nya Bandung, 2009 KUTANTANG MATAHARI PAGI sekujur malam setubuhi siang kutatap langit gelap kuhitung bintang-bintang ku tutupi rembulan dengan beha kuwarnai mega mendung dengan tinta pink, biar lebih cerah di malam hari. kutembus waktu dengan dentuman bising deru knalpot vespa tua yang membelah sepertiga malam, saat adzan awal di kumandangkan bilal di atas singgasana ke tujuh yang terselubung aura mu yang tak henti menyelimutiku lalu kuterlelap tanpa basuhan embun sucikan air mukaku yang kusam, sehabis mendorong vespa seperempat menit dan kuterjang mimpi paras gadis yang hampir hilang, lalu kuhapus mimpi itu dengan wajah ibu pertiwi yang tengah dikoyak lalu kutantang matahari pagi karena esok pagi harus SP... sialan !!! Bandung, 2010 REKREASI CINTA-memoar yang hilang ada harapan baru saat sehelai rambut berontak dibalik kerudung yang tersingkap angin nakal ah, tak kekal iman itu saat angin genit menyapanya lalu kau tantang diriku ketika bibirmu mengajak bibirku rekreasi semu tapi itu dulu, kini nihil...! Bandung, 2010 INTERUPSI BATHIN stop ! saya ingin rehat, karena mata hati telah dikhianati maka izinkan saya tuk bobo walau sejenak karena katakata menjadi busa yang mambabibuta mengurai makna! ah, ku ingin mendengkur...!!! Bandung, 2010 interview bathin : episode mengikis galauGERIMIS MENYERANG JIDAT seketika mengguyur nurani dalam emosi yang tak tentu? bagai air mata yang beriringan jatuh menyiram bathin yang kering ah, untung saja gerimis yang membuat pening. bila derasnya hujan yang menyerang itu pasti air mata kian terkuras.. Bandung, 2010 AIR MATA SENDU tak jatuh di pipimu tak berlinang di retinamu tak menghujan di sekujur tubuhmu tak deras menguras pikirmu tak hanyut di alir darahmu tak bening di relung matamu tapi melanda bagai tsunami di hatimu nan galau... Bandung, 2010 TERLELAP LAYAKNYA PUTRI DI KHAYALAN angin; lalu sang pembawa cerita mengurai kata. ah, mungkin sekedar canda atau nestapa. api; lalu sang pembawa berita menabur makna. ah, mungkin sekedar tanya atas tawa dan derita. air; lalu sang pembawa laku menyiram sukma. ah, mungkin sekedar rana pembuka mata. bumi; lalu sang pembawa logika menaruh asa. ah, mungkin sekedar rasa mengungkap kata. tapi euphoria itu membawa ku hanyut ke bima sakti di ambang realitas khayal. Bandung, 2010 REKREASI KALBU-gadis bermata sendu kau taruh duka di ujung senyum kau tuai suka di sudut luka kau belai derita di bibir tawa tapi mimpi tetap kau genggam kau basuh air muka kian cemerlang kau usap gemulai tubuh kian gemilang lalu kau rengkuh di balik kain putih nan suci itu. ah, lama nian tak kulihat pemandangan macam itu. Bandung, 2010 air mata sunyi dalam imaji ketika sesorang lelaki sepi,menitiskan air mata sunyi dalam imaji : air mata sunyi dalam imaji menitis perlahan dan kuusap untuk sebuah perlawanan dramatik yang mungkin sangat ironis ku dengar, ah air mata sunyi membasuh sepi dalam diri setelah kontemplasi terdalam yang kualami menjadi kawah candradimuka bagi hidup yang menanti. dalam air mata sunyi kucoba berkaca menatap paras dengan dua mata yang memang berlinang untuk kesekiankalinya, ah entah apa yang menyebabkannya tapi mungkin ketiadaan dalam isi dan kehampaan dalam esensi. sedikit lebih mirip pada keambiguan yang menghasilkan sebuah tanda tanya besar akan ode yang juga dipertanyakan. lantas dengan apa sang lelaki sepi mengarungi belukar cinta, mungkinkah dengan imaji sunyinya? atau dengan keberanian yang tak tergoyahkan hingga ia benar-benar sepi. ah, mungkin terlalu congkak hingga emosi diri tertimbun dalam hati yang memang kokoh hingga air matanya pun kian sunyi dalam kebekuan. lihatlah ke matahari, maka air muka kan membara. atau tengoklah rembulan yang memberikan katarsis dalam bias cahayanya yang memang menyejukkan bak cahaya suarga.... mungkin untuk itu seorang lelaki sepi menebar air mata sunyi atau untuk membunuh nafsunya sendiri? entahlah..kita hanya bisa turut bersimpati pada air mata sunyi yang membeku dalam imaji yang rapuh. entah untuk apa??? kamu yang memerah di imaji tentu akan menyilaukan si mata sunyi yang memang telah lama mengharap. tapi kita tahu bukan untuk itu, sayang...hanya sekedar cinta yang sederhana yang tak pernah angkuh mengucap! Bandung, 2010 MENGGERAYANGI SEPI sejenak mati lampu lalu padam hati ku digundah temaram qalbu yang tengah menanti Mu Bandung, 2010  MEMANGKAS BENCI DI BARBERSHOP CINTA lalu kita jadian dan berjalan tanpa kaca spion, karena masa lalu tinggal cerita. Bandung, 2009 MENARI SUNYI sehelai sampur menyibak pandangku waktu sejenak kau hadir membayang di ambang realitas yang renggang di pisah jarak yang enggan ku raih, dan ku biarkan kau menari sunyi dalam imaji yang biasa sepi. Bandung, 2009

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun