Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

The Teenage STAR

15 Oktober 2012   13:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 334 0

Starteen 2012, itulah yang kami kerjakan selama beberapa bulan. Sebuah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh HighEnd Teen magazine untuk memilih brand ambassador, yang tentunya berasal dari kalangan muda sekitar 13 – 19 tahun (highendteen.com/starteen). Dimulai pada tahun 2008, ajang ini bisa dibilang merupakan batu lompatan untuk belajar sebelum terjun ke dalam dunia entertainment di masa depan. Itulah mengapa, selain good-looking, seluruh finalis dituntut memiliki bakat unik yang dapat ditampilkan dan ‘dijual’. Mulai dari menyanyi, olahraga sampai beladiri, seperti Pencak Silat.

Meskipun audisi sudah diadakan dalam sekian satuan waktu sebelumnya, 20 September adalah masa di mana seluruh pengalaman ini dimulai. Pengalaman unik yang tidak pernah terbayang akan terjadi dalam kehidupan kami. Bukan, kami bukanlah finalis. Kami berlima adalah “The Chaperones” dengan komposisi seorang Head dan empat anggota yang masing-masing mengurus 5 finalis terpilih. Dan tidak semua dari kami adalah tim redaksi khusus untuk HighEnd Teen. Menyenangkan? Hei, kisah ini belum dimulai.

Walaupun sudah terpilih menjadi TOP 20, mereka masih cukup muda dan baru dalam konteks kegemerlapan langkah berbatu menjadi sekumpulan pekerja seni yang sukses, gilang gemilang. Sebagai pendamping sekaligus daily mentor, kami tidak ingin mereka menjadi bintang yang ‘asal jadi’ tetapi bintang yang memiliki disiplin tinggi, kecerdasan mumpuni, wicaksana adiluhung (read: kebijaksanaan) sehingga masyarakat awam dapat melihat mereka seperti sejumlah “Angels” atau malaikat yang membawa kebahagiaan bagi mereka yang sedang depresi dan butuh hiburan di televisi atau di manapun. Oya, mereka pun juga harus tahan banting, minimal setegar tokoh Annisa dalam film Perempuan Berkalung Sorban besutan Hanung Bramantyo.

Tantangan dari hari kesehari selama karantina, jujur, terbayarkan dengan keakraban seluruh finalis dan tentunya kesuksesan besar pada malam Grand Final yang ditayangkan di Global TV. Ini juga bisa dibilang pengalaman kami yang pertama to handle mereka sepenuhnya di belakang panggung. Penuh ketegangan dan kericuhan yang memacu emosi dan menguras perasaan. Belum lagi kami harus tetap menjaga semangat mereka untuk tampil memukau dan konsisten di depan kamera secara langsung (read: LIVE). Satu yang tidak pernah terlupakan: 5 finalis harus ganti baju dalam waktu hanya 1 menit. Bisa terbayang bagaimana rusuhnya. Keseruan itu pun berlanjut pada satu titik bagaimana kita menampilkan yang terbaik sampai kepada penobatan, tanpa terlalu ambil pusing siapa yang menang. Itu tetap keputusan juri yang subjektif (tidak akan pernah obyektif, referring to ‘selera’).

Ya, secara pribadi dan singkat, ini pengalaman seru dan menyenangkan untuk bisa menjadi bagian darinya. Masalahnya kan tinggal bagaimana kita mengambil pelajaran dari segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, meskipun itu tanpa pamrih apapun.

Terima kasih The Chaperones (dan yang lainnya) untuk kekompakan dan semua kerjasamanya.

Selamat untuk King and Queen Starteen 2012 dan seluruh finalis, you guys more than awesome!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun