Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Gadis, Lubang Buaya dan Angkringan

30 April 2024   13:53 Diperbarui: 30 April 2024   14:00 115 2


Aku dikecam pertanyaan
hujatan keresahan
di tenda payung suatu bahasa

Dua orang duduk sambil memangku dagu
berbisik penjual kopi angkringan
pinggir jalan dekat persawahan
lubang buaya itu di mana
(sambil membenahi kerah baju)

Jalanan macet semua ambil posisi
terdepan, saling menghadap tantangan
waktu saling berlomba mencari jawaban
anak gadisnya mau dilamar
oleh chairil si pengangguran

Anakku masih perawan desa
bapaknya membela pembenaran stigma
lihat buah dada yang masih ranum
belum sampai tuan tanah membajak
apa kau siap menghadapi banyak tanya
kelak! rahimnya akan mencari makna

Kopi sudah diseduh
penjual angkringan sahut lagi
dengan rasa penasaran
sepulang dari ibadah kesiangan
"kapan Tuhan bikin event nasional,lagi"

Besoknya, lubang buaya berlubang kembali
tukang cuci pakaian ikut kelarisan
angkringan di pinggir sawah tidak buka
bukan sebab modalnya kebangkrutan
si gadis justru bertelanjang diri
dan chairil membuka kembali revolusi
lewat jalan-jalan puisi





2024

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun