Suasana restoran yang unik,begitu masuk langsung berasa kembali ke masa sekolah di STM,alias masuk bengkel mobil.Lalu bangunan Joglo di sebelahnya,malah jadi ingat rumah Nenek di kampung,oalaahh...
Meja besar dengan banyak kursi disekilingnya,diantara soko papat yang jadi penyangga tumpang sari di Pendhapa tempat dulu biasanya seluruh keluarga berkumpul dan saling bertukar pikiran.
Di rumah makan ini pengunjung di suguhi pemandangan kebun binatang mini,beberapa jenis burung dan unggas lalu beberapa ekor rusa jinak yang mau mengahampiri dari jarak dekat.Beberapa sepeda pancal dan motor tua terpajang antik pula,dengan latar belakang museum pribadi yang sayangnya tidak bisa dilihat-lihat isinya(jadi penasaran hehe..).Beberapa jeep jaman perang diparkir di sebelah pendhapa,yang tidak pula dijual(husshhh...)
Makanan ringan yang njawani-pun tersedia,singkong,pisang,dan tempe goreng yang dihidangkan dengan piring seng,dan aneka minuman tradisional.Menu ala Belanda bagi yang suka makanan western.Tapi buatku,tetap Rawon Iga Tengkleng ini yang paling yummy selain Bistik Jawanya.
Suasana yang santai,menjadi tempat nyaman untuk ngobrol dengan teman bahkan meeting kerja.Harga makanannya pun dijamin takkan bikin kantong bangkrut,hehe...