Dalam ajaran Buddhis, perkawinan tidak dianggap sebagai sebuah upacara keagamaan yang sakral seperti dalam banyak agama lain. Sebaliknya, perkawinan dilihat sebagai ikatan sosial yang bertujuan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan kedua belah pihak, dengan landasan utama pada komitmen dan cinta kasih (mett). Sang Buddha sendiri tidak menetapkan aturan atau ritual tertentu untuk perkawinan, dan dalam banyak budaya Buddhis, upacara perkawinan biasanya lebih dipengaruhi oleh adat setempat.
KEMBALI KE ARTIKEL