Gigi-Tanpamu Sepi
"Kau belahan jiwaku. Kini aku sendiri hampa ku sadari. Begitu sangat beda perasaanku disaat memelukmu dengan tulus."
Kali ini saya mengaku, Gigi benar. Hanya beberapa ratus langkah saja, saya menyerah. Rasanya sulit untuk berkata baik-baik saja. Oh God....
"Satu ungkapan tentang tali kasih dan cinta putih, suci adanya.
Sangat aku sadari nafasku dan cintaku hanya untuk dirimu."
Yang hendak dikatakan Gigi, barangkali kita mengerti, ribuan kalimat janji tak begitu mampu menenangkan;
"begitu sangat beda perasaanku disaat memelukmu dengan tulus."
Ada sesuatu yang tak selalu sempat terbahasakan dari sebuah pelukan. Ya pelukan: "Satu ungkapan tentang, tali kasih dan cinta putih, suci adanya." Janji yang tak verbal tapi kita saling meng-iyakan.
Jauh sebelum ini semua, Nabi Adam sudah dulu mengerti. Manusia yang pertama kali merasakan galau ini harus rela tepisah dari kekasihnya Hawa. Adam diturunkan di Sarandeep (india) dan kekasihnya Hawa di Jeddah (saudi arabia). Mereka kembali bertemu setelah sekian lama terpisah di Jabal Rahman dengan saling berpelukan.
Saya membayangkan Adam dan hawa saling berpelukan dan menangis. Rindu yang sekian lama tertangguhkan, begitu juga kesepian yang pahit telah sampai dipertemuan. Tak ada yang sempat dikatakan. Kata-kata telah tertanggal. Dalam kerinduan, mereka saling berdekapan. Uh, momen yang sangat sentimentil. Mungkin Tuhan terharu.
Reff: "Hari-hari terasa sepi. Tanpa ada dirimu disisiku. Jangan berpaling kasih dari hatiku yang kusesali."
Apakah jarak dalam artian yang sebenarnya yang menghadirkan sepi? Atau kesepian sendiri yang menghadirkan jarak? Saya merasakan tandusnya hati dilirik itu. Seolah-olah hujan tak kunjung datang. Teman mungkin dapat memberi sedikit kelegaan sakaligus kesadaran akan semakin membutuhkan dia disamping kita. Tapi mengapa Gigi menyesali hatinya? Apakah ini wujud dari ketakutan yang ingin disampaikan?
"Jangan berpaling kasih."
Saya rasa sangat wajar ketika harapan muncul, kita menjadi sedikit takut atau benar takut akan kekecewaan. Gigi mengungkapkanya juga. Mencoba mewakili kita lewat lagunya. Karna kalau saya boleh jujur, saya merasakannya. Uh, menyakitkan jika cinta dibalas penghianatan. Tapi untuk Adam itu tidak berlaku. Di masanya tidak akan ada perselingkuhan pada saat mereka saling berjauhan. Tuhan tidak memberikan pilihan atau kesempatan kepada mereka untuk selingkuh. Karena sudah jelas. Merekalah manusia pertama yang merasakan galaunya terpisah di Bumi. Maka beruntunglah Adam dan hawa.
*
Puisi ini saya tulis disatu sore yang gelap, basah, mendung dan dingin di Bandung.
Sepi tanpamu
Dan aku betul-betul tahu
Karena aku dirundung kerinduan
Dan aku betul-betul yakin
Karena malam jadi lebih semangat dari biasanya untuk mengantarkanku terjaga
Dan aku betul-betul sadar
Karena sepi mampu menindihi
Dan aku betul-betul sepi tanpamu.
Gigi - Tanpamu sepi ( http://www.youtube.com/watch?v=RcCwKb7ewvs&ob=av2e )
Reff :
"Hari-hari terasa sepi
Tanpa ada dirimu disisku
Jangan berpaling kasih
Dari hatiku
Yang ku sesali saat ini
Beri perih dalam mengirisku
Hanya dirimu dapat
Melenyapkan perasaanku."