Banyaknya jenis lingkungan tempat berkembangnya anak membuat anak tumbuh dengan karakter yang berbeda-beda.
Dari banyaknya bentuk lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pertumbuhan yang didampingi dan ditemani dengan handphone (hp).
Jikala kita bertemu dengan dua orang anak, dan dengan orang tua yang berbeda, dengan cara mendidik yang berbeda, maka kita akan melihat bentuk karakter anaknya yang berbeda.
1 anak dibiarkan bermain handphone dan dengan salah satu alasan agar anak tenang, anak dibebaskan menggunakan handphone sesuka mereka. Di lain sisi, ada pula orang tua yang membanggakan kepada orang lain bahwa anak mereka cepat sekali paham dgn alat elektronik dan menganggap kebiasaan tersebut adalah bentuk kecerdasan anak.
1 anak yang lain diberi pembatasan, tidak menggunakan handphone sembarangan, memiliki waktu tertentu dan hanya beberapa jam saja dalam 1 minggu. Tetap dalam bimbingan dan pantauan orang tua. Melihatnya seperti itu, orang tua terlihat begitu otoriter, tidak modern dan terlalu serius dengan anak-anaknya.
Maka dari kedua kasus ini, kemudian memperlihatkan kondisi perkembangan anak yang berbeda.
Menurut hasil pandangan penulis:
1. Anak yang tidak bermain handphone akan memiliki respon yang baik terhadap orang lain, mampu bertanya dan menanggapi pertanyaan dengan baik. Memiliki fokus yang baik, dan dapat berbicara dengan alur yang jelas. Selain itu, anak yang tidak dibiasakan bermain handphone akan memiliki perkembangan berbicara yang lebih cepat, dan mampu mengekspresikan dirinya lebih baik dan dengan tingkah laku yang lebih baik. Memiliki aktivitas yang lebih terarah dan mudah diberi pengertian.
2. Sedangkan anak dengan kebiasaan diberi handphone akan memberi respon yang agak lambat, kurang fokus dan tidak terarah. Sulit untuk diberi pengertian dan memiliki perilaku yang lebih agresif dibandingkan anak yang tidak diberi handphone.Â
Walaupun memiliki banyak hal yang bisa dipelajari dari dan lewat handphone, orang tua harus menggaris bawahi bahwa anak-anak tidak mampu memfilter sendiri apa yang mereka lihat. Mereka tidak tahu apakah yang mereka lihat benar atau salah. Oleh sebab itu, mereka akan menganggap itu boleh jika orang tua membiarkannya begitu saja.Â
Jika orang tua paham, bahwa setiap aplikasi itu diberi batasan minimal umur, dan hal tersebut tidak dibuat, kecuali untuk pemberitahuan bahwasanya hal tersebut terbatas hanya untuk orang dewasa. Jikapun orang tua membolehkan anak-anak menggunakannnya, maka orang tua tetap berdampingan dengan anak selama mereka menggunakan handphone tersebut.
Dalam beberapa kondisi, mungkin orang tua boleh memberi anak handphone, tapi tetap harus diingat, hanya ketika dibutuhkan saja melakukannya.
Handphone mungkin menjadi sebuah kebutuhan untuk setiap orang, tapi bukan untuk semua umur.
Jadi kesimpulannya, anak bisa dan boleh diberi handphone untuk digunakan. Selama orang tua tahu apakah anak-anak tersebut butuh apa tidak? Kapan anak-anak bisa diperbolehkan menggunakan handphone. Apakah mereka perlu apa tidak? Apakah ini untuk anak atau hanya untuk melepaskan diri dari kebisingan anak?
Orang tua harus tahu bagaimana meminimalisasi dampak negatif tersebut dan tahu bagaimana agar anak-anak tidak terpengaruh dengan banyaknya informasi yang tersebar lewat handphone.Â
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengarkan dengan mudah, oleh sebab itu orang tua harus memberikan kuas yang baik, goresan yang baik untuk kanvas pertama mereka. Sehingga dengan harapan dapat menghasilkan gambar yang baik pula.