Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Aku, Namaku, dan Orang Terkasih

14 Februari 2011   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:36 819 4

Rahmi, nama yang dipilih ibu untukku ketika aku terlahir dari rahimnya. Terispirasi dari Ibu Rahmi Hatta jawabnya ketika dulu kutanyakan mengapa ibu menamakan aku Rahmi. Rahim/Uterus, kasih sayang namun ada juga yang berarti nama untuk anak Laki-laki di mana nama Rahmi berasal dari Arab dengan pengertian, definisi atau arti nama Belas kasih .

Tapi whatever lah apa pun artinya yang pasti aku selalu lebih dikenal dengan pengasih dan paling anti permusuhan mungkin aku lebih berpegang pada silaturahmi bukan rahmi yang belajar silat ya *lol, tapi rahmi yang selalu ingin menjaga hubungan, apakah itu dalam  kekeluargaan, persahabatan, maupun percintaan, halagh*bang Risman modeon…

Aku terlahir dari seorang ibu yang tegar, keras namun lembut. Ibuku adalah pensiunan guru agama SD menurut cerita beliau, ibu menjadi guru sejak tahun 1967 hingga tahun 2008, dua tahun setelah ayahku meninggal, oh iya ayahku meninggal tahun 2006. Orangtuaku memiliki 6 orang anak, 3 pasang, yaitu 3 perempuan dan 3 laki-laki dan aku adalah anak bungsu.

Ibu dulu sering sekali bercerita betapa sulitnya memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya dengan gaji guru yang minim. Saat awal kerja menjadi guru gaji ibuku hanya menerima gaji kurang lebih 400 ribu dan sampai menjelang pensiun gaji ibuku hanya sekitar 2 jutaan dengan golongan IV B.

Dapat dibayangkan betapa beratnya perjuangan ibuku untuk membiayai keenam anaknya yang Alhamdulillah kesemuanya selesai perguruan tinggi, ayahku hanya seorang wiraswasta percetakan kecil-kecilan dirumah. Dulu awal menikah kata ibu, beliau sering sekali bertengkar dengan ayah hanya karena ayah menginginkan ibu menjadi ibu rumah tangga saja tapi ibu bersikeras untuk tetap menjadi guru, karena menjadi guru tidak seperti karyawan biasa yang harus pergi pagi pulang sore, sedang menjadi guru waktunya fleksibel, pergi pagi pulang siang atau pergi siang pulang sore, dan banyak liburnya mengikuti waktu libur sekolah, sehingga anak tetap dapat terkontrol oleh ibu dan lagi pula ayahku pun percetakannya dirumah. Dan sejak saat itu ayah membolehkan ibu untuk tetap mengajar.

Sosok almarhum ayah adalah seorang laki-laki yang memiliki prinsip bahwa keluargaku adalah ibarat negara, maka jika ada masalah negara lain tidak ada hak untuk ikut campur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun