Lembaran kisah itu membuat jagat hatiku bertumpuk di semesta rayaku.
Firasatku buruk, egoku menumpuk bagai sampan tak memiliki kayuk.
Kadoku kau berikan ke pemulung yg mencari sampah.
Kasihku, Aku masih ingat semua estetika yg tenggambar padamu. bodimu yg seperti shuzi, mata dan hidungmu seperti yuki, bibir seksimu seperti anggelina dan manis manjamu bak michela.
Aku tak memiliki kuasa untuk semuanya, aku hanya berkuasa pada titik yg tak menginginkan koma, kemudian memanggil seru dan tanya.
Bukan backspace dan delete yg aku inginkan, melainkan shot down yg aku butuhkan.
Ohh maipa deapatiku, aku bukanlah raja dari segala raja, aku hanyalah proletar yg mendoakanmu disetiap konsolidasiku.
Kisahku pahit, jerit, sempit dan terhimpit oleh rasamu yg sedikit.
Aku mengajakmu kepantai melihat indah senja menyambut petang, tapi terkalahkan indahnya mall dan bioskop, aku mengajakmu duduk menikmati sejuknya red velvet, tapi terkalahkan duduk rebahan menikmati sejuknya ac dihotel.
apapun itu, aku tetap mencintai kisah kita. Bukan km yg nyaman dengan sisi burukmu.