Klaten, 05 November 2011, Sabtu sore di samping masjid dekat rumah, riuh renyah keceriaan anak-anak terdengar lepas maghrib, gema takbir dan takhmid mengumandang bersahutan, bahkan bukan hanya dari masjid yang di samping rumah itu saja, berbagai arah penjuru kampung gemanya mulai terdengar, takbir dan takhmid menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha yang jatuh tiap tanggal 10 bulan
Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan
Idul Fitri. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi
Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya
Ismail untuk
Allah, akan mengorbankan putranya
Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba. Menjelang malam langit cerah, ya... gema takbir dari mulut-mulut mungil mereka telah menjangkau langit sehingga tak kuasa menahan semangat anak-anak melaksanakan
takbiran berkeliling kampung sembari membawa penarangan sekadarnya dengan terus mengumandangkan
Allahuakbar..., Allahuakbar..., Allahuakbar..., Laaillahailla Allah..., Allahuakbar..., Allahuakbar Walillailhamd. Tersentak aku menyadari betapa makhluk yang namanya manusia ini adalah kecil belaka betapapun berbagai kebesaran disandangnya. Menyaksikan wajah-wajah tulus ini sungguh menggetarkan jiwaku, kembali kepada hakikat betapa hanya Dia yang memiliki puja dan puji. Alangkah celakanya manusia-manusia yang gila akan puja dan puji sehingga kepalanya cepat membesar dan dadanya segera melebar bahkan hidungnya bengah bila dipuji orang lain. Namun, segera naik pitam, wajahnya merah, jantungnya berdetak dibaluri emosi ketika ada orang lain mencoba mencela, mengkritik, atau mengoreksinya. Subhanallah. Perjalanan hidup manusia ibarat melancong atau bepergian, mereka dibebaskan memilih, apapun, kemanapun, dimanapun, sekehendak hati mereka. Namun, betapapun jauh kita melangkah, suatu saat akan rindu untuk pulang, suatu saat akan kembali kehadapan-Nya. Menyadari kembali bahwa segala nikmat yang telah Dia berikan pada hakikatnya adalah sebagai cobaan atau ujian, betapa segalanya hanya titipan belaka, dan suatu hari apabila nikmat itu diminta kembali oleh yang memberi, maka manusia tidak akan lagi dapat berbuat apa-apa, sementara kebanggaan dunia tidak akan dibawanya kecuali hanya amal ibadahnya. Sudah cukup jauh anak-anak dengan langkah kecil mereka berjalan sambil terus bertakbir, namun, tidak tergambar letih diraut mereka, air mukanya penuh semangat, penuh keikhlasan, mengumandangkan keagungan-Nya,
Alhamdulillah... terus genggam semangat ini anakku, di depan masih akan banyak peristiwa yang harus engkau lalui. ketika suatu saatnya nanti engkau lelah, sebutlah nama-Nya, Dia selalu ada dalam jiwamu, Dia akan selalu menjagamu, Dia akan selalu melindungimu.
Allahuakbar Masjid Al-Muqqorobin, menjadi saksi ketika doa-doa itu terlantun, menjadi saksi ketika sujud memohon ampun atas dosa-dosa, menjadi saksi ketika tertunduk atas keangkuhan kesombongan dunia, menjadi saksi ketika bersyukur atas rahmat yang telah Engkau berikan.
Alhamdulillah Selesai takbir keliling mereka menikmati hidangan seadanya dengan teh hangat demi menghangatkan udara yg cukup dingin malam itu, rapi dan tertib anak-anak shalih dan shalihah ini beristirahat sejenak sebelum kembali mengumandangkan takbir di dalam masjid. Kumandang takbir dan takhmid kembali terlantun indah dari bapak-bapak yang telah menunggu anak-anak mereka kembali dari takbir keliling. Tak ketinggalan ibu-ibu juga telah memenuhi masjid demi melantunkan keagungan-Nya, meski sesekali diselingi obrolan-obrolan kecil, namun tak mengganggu khusuknya takbir :D Minggu, 06 November 2011, Pada hari raya ini, umat
Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan S
holat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan
Idul Fitri. Lapangan Jogodipan, Klaten, tidak begitu jauh dari tempat kami tinggal, disinilah kami melaksanakan Sholat Ied menyambutÂ
Hari Raya Idul Adha. Khotbah yang singkat dan penuh makna disampaikan oleh Ustad Suwardi dari Gading. Khusuknya para jamaah mendengarkan ceramah menjadikan suasana semakin khidmad. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan
kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Anak adalah segalanya bagi kita sebagai orangtua, betapa besar jiwa Ibrahim ketika datang perintah untuk menyembelih Ismail putra tercintanya, sungguh suri tuladan yang luar biasa telah beliau contohkan kepada kita untuk terus bertaqwa kepada-Nya. Pemotongan binatang qurban dilaksanakan secara gotong-royong oleh seluruh warga, suasana akrab dan persaudaraan terbangun dalam
Memaknai Ibadah Qurban di Klaten Kencana. Tibalah saatnya pembagian daging qurban, alhamdulillah semuanya telah selesai dan berjalan dengan tertib dan indah, penuh keijhlasan, semoga barokah, Amin ya Rob. Salam dariÂ
Seputar Klaten
KEMBALI KE ARTIKEL