Tuhan, kepadamu aku bertanya
entah kenikmatan sebesar apa lagi yang harus kau tambahkan entah bencana sebesar apa lagi yang harus kau timpakan entah kebesaran seajaib apa lagi yang harus kau tunjukan segunung, selautan, sebumi, selangit kenikmatan seribu bencana, sejuta petaka, azab bertubi-tubi, ancaman jua teguran kau tunjukan kasih sayangmu kau buktikan cintamu kau berikan pengampunanmu yang tak terbatas tak terhingga tak terhitung tapi kenapa tuhan? kenapa hati ini tak juga sadar meski jutaan kali ayat-ayatmu dilantunkan kenapa hati ini tak pernah bergetar meski setiap saat asmamu didengarkan mungkinkah hati ini sudah terlalu hitam berkarat ternoda dosa-dosa dan nafsu dunia mungkinkah jiwaku sudah terlampau terpuruk terperangkap, terjerat, terpedaya, ternista oleh segala tipu daya setan durjana terjerumus ke dalam lubang kebodohan berkali-kali berulang-ulang berkali-kali berulang-ulang tuhan, kepadamu aku bertanya apakah harus sebumi bahkan mungkin selangit kenikmatan kau limpahkan barulah kami akan sadar bahwa hanyalah cintamu yang tak pernah pudar mengapa tak kau limpahkan saja segala kenikmatan itu hingga mengubur jasad kotor ini atau mengapa tak kau timpakan saja bencana-bencana mengerikan itu di hadapan kami tepat di pelupuk mata kami mungkin setelah itu barulah diri ini bisa sadar hati ini bisa bergetar mata ini bisa menangisi dosa-dosa yang sudah terlalu besar allahu ya arhama rohimin allahu ya arhama rohimin allahu ya arhama rohimin tuhanku, aku bertanya kepadamu kenapa begitu sulit kenapa begitu sulit hati ini... bisa mencintaimu tuhanku, aku memohon kepadamu agar hati ini bisa mencintaimu mencintai orang-orang yang mencintaimu mencintai semua perbuatan yang mengantarkan diriku untuk mencintaimu Cisarua, 17 April 2010 Rahmat Arai HM ========================= : puisi ini dibacakan pada acara Inaugurasi FLP Ciputat di Cisarua 18 April 2010
KEMBALI KE ARTIKEL