Di era transformasi digital, pemahaman informasi yang akurat dan kepercayaan terhadapnya menjadi kunci keberhasilan organisasi di berbagai sektor, termasuk di Indonesia. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam "International Journal of Accounting Information Systems" berjudul "Controllers’ role in managerial sensemaking and information trust building in a business intelligence environment" pada tahun 2023 dan ditulis oleh Marko Jarvenpaa, Zahirul Hoque, Toni Matto, dan Antti Rautiainen memberikan pandangan mendalam tentang peran pengendali dalam membentuk pemahaman managarial dan membangun kepercayaan dalam informasi akuntansi, terutama dalam konteks lingkungan intelijen bisnis (BI).
Studi ini mencatat bahwa pengendali, sering diidentifikasi sebagai akuntan manajemen, memainkan peran sentral dalam proses manajemen informasi. Mereka berfungsi sebagai penerjemah data yang disajikan oleh sistem BI dan kontributor dalam membangun kepercayaan pada informasi akuntansi. Kepercayaan yang kuat pada informasi menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang efisien dan pelaksanaan operasi sehari-hari yang harmonis.
Sebagai bagian dari kontribusi makalah ini, pertama-tama, kita dapat menyimak bahwa pengendali bukan hanya pengolah angka, tetapi juga narator yang sangat penting untuk pemahaman bersama tentang situasi bisnis. Di Indonesia, di mana beragam industri dan kompleksitas ekonomi menciptakan tantangan unik, peran ini menjadi semakin vital. Pengendali membantu membongkar data kompleks dan menjadi pencerita yang memandu organisasi melalui lanskap bisnis yang cepat dan selalu berubah.
Implikasi praktis dari penelitian ini juga dapat diterapkan dengan mudah dalam konteks bisnis Indonesia. Pengendali, melalui peran mereka dalam membangun kepercayaan, memiliki dampak langsung pada cara unit bisnis menjelaskan kinerjanya. Dalam budaya bisnis Indonesia, di mana hubungan antarpribadi memainkan peran penting, kepercayaan menjadi dasar bagi kerja sama yang efektif. Laporan standar dari sistem BI bukan hanya alat analisis tetapi juga instrumen untuk mempromosikan perspektif seragam dan membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan internal.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh organisasi di Indonesia tidak dapat diabaikan. Pengambilan keputusan yang salah dapat memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam mengelola volume data yang luas yang ditampilkan oleh sistem BI. Dalam konteks ini, implikasi praktis dari penelitian ini menjadi semakin relevan. Organisasi perlu mempertimbangkan dengan hati-hati peran pengendali dalam menyaring informasi yang tidak relevan dan memastikan bahwa data yang diakses oleh para pengambil keputusan adalah yang paling relevan.
Studi kasus di perusahaan manufaktur makanan Finlandia yang disajikan dalam penelitian ini juga memberikan wawasan praktis yang dapat diadaptasi oleh organisasi di Indonesia. Meskipun perbedaan antara konteks bisnis antara kedua negara tersebut, prinsip-prinsip manajemen informasi yang efektif tetap relevan. Pengendali tidak hanya harus menjadi ahli dalam mengelola data tetapi juga dalam memberikan makna pada informasi tersebut. Pemahaman tentang bagaimana sistem BI dapat digunakan secara efektif untuk membangun kepercayaan dan pemahaman bersama menjadi kunci sukses.
Sejalan dengan pengenalan makalah, penekanan pada peran kepercayaan dalam penggunaan informasi akuntansi di organisasi Indonesia sangat penting. Kepercayaan tidak hanya dilihat sebagai elemen psikologis tetapi juga sebagai pondasi hubungan yang kokoh antara pemangku kepentingan. Dalam budaya bisnis Indonesia, di mana nilai-nilai seperti kejujuran dan transparansi dihargai, peran pengendali dalam membentuk kepercayaan dapat menjadi pembeda utama antara organisasi yang berhasil dan yang tidak.
Penggunaan konsep pemahaman dalam penelitian ini menciptakan jembatan antara kebijakan dan praktik. Pengendali tidak hanya bertugas menyajikan angka-angka tetapi juga mengarahkan pemahaman organisasi terhadap realitas bisnisnya. Dalam konteks Indonesia, di mana keberagaman ekonomi menciptakan tantangan unik, pengendali dapat menjadi pemandu yang memfasilitasi pemahaman bersama tentang kompleksitas pasar dan lingkungan bisnis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem BI terintegrasi memainkan peran kunci dalam menyediakan informasi tepat waktu dan standar. Implikasinya terhadap pemahaman bersama tentang situasi bisnis sehari-hari dapat diartikan sebagai solusi yang dapat diadaptasi di banyak sektor di Indonesia. Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, memiliki akses cepat dan akurat ke informasi menjadi suatu keharusan, dan peran pengendali dalam mengelola alur informasi ini menjadi lebih signifikan.
Namun, tentu saja, kesuksesan penggunaan sistem BI tidak datang tanpa tantangan. Dalam konteks Indonesia, di mana teknologi informasi berkembang pesat, organisasi perlu memastikan bahwa sistem BI yang diimplementasikan bukan hanya memberikan informasi yang akurat tetapi juga dapat diakses dan dimengerti oleh berbagai tingkat organisasi. Pelatihan dan pendidikan terkait penggunaan sistem BI menjadi krusial dalam memastikan bahwa manfaatnya benar-benar terwujud.
***
Kesimpulan dari penelitian ini menekankan bahwa pengendali bukan hanya administrator data tetapi juga pemimpin naratif yang membantu organisasi memahami cerita di balik angka. Dalam lingkungan bisnis Indonesia yang penuh dengan kompleksitas dan dinamika, peran ini menjadi semakin penting. Kepercayaan pada informasi dan pemahaman bersama tentang situasi bisnis adalah fondasi bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisasi di pasar yang kompetitif.
Studi ini, secara keseluruhan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang peran pengendali dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks. Implikasinya dapat diintegrasikan dengan baik dalam konteks Indonesia, memandu organisasi dalam membangun fondasi kepercayaan dan pemahaman yang kuat.
Dengan perubahan yang cepat di dunia bisnis, studi ini tidak hanya menjadi panduan akademis tetapi juga menjadi panduan praktis bagi organisasi yang berupaya tetap relevan dan kompetitif di pasar yang terus berubah.