Ketika mereka menanyaiku tentang belahan jiwa
Aku dan bukuku hanya tertawa
Mereka bilang aku mencintai apa yang tidak bernyawa
Ah mereka hanya punya pelacur tanpa sewa
Sedangkan aku dan buku saling bercumbu rayu
Menyentuh lembar-lembarnya dengan syahdu
Setiap kata-katanya bak rayuan mendayu-dayu
Seolah dicium mesra alam pikirku
Semua bercerita tentangku si pemuda yang memacari bukunya
Mereka berkata "waham pasti sudah masuk sampai sumsumnya"
Lekuk wanita diganti kata
Tubuh montok berisi diganti diksi
Mereka tidak tahu seromatis apa prosa
Tidak tahu semolek apa bentuk rima