Di kantin belakang kampus, Ical sibuk memainkan gawainya. Ia nampak begitu serius, lirikan matanya seolah tertancap pada layar. Hampir setengah jam Ical berdiam pada posisi itu tanpa gerak gerik sebagai tanda ketidaknyamanan. Desir angin yang cukup kencang siang itu bahkan tak sanggup mengganggu kekhidmatannya. Angin hanya mampu menghempaskan poni rambutnya yang panjang itu sampai bergoyang ke kanan dan ke kiri.
KEMBALI KE ARTIKEL