Namun pada suatu ketika, si tukang kayu ini berkata pada majikannya bahwa ia akan pensiun dan tidak bisa lagi mengabdi pada majikannya itu. Majikannya mengizinkan tukang kayu ini untuk melaksanakan keinginannya, namun sang majikan meminta si tukang kayu untuk membuatkan satu rumah lagi.
Kemudian ia bergegas untuk membuat rumah terakhir atas permintaan majikannya itu. Namun sayangnya, kali ini Si Tukang Kayu membuatnya dengan bahan yang tidak sebaik rumah-rumah yang pernah ia buat sebelumnya. Dalam mengerjakannya pun ia terlihat asal-asalan.
Akhirnya, selesailah rumah terakhir yang diminta sang majikan tersebut dan si Tukang Kayu itu segera menyerahkan kunci rumahnya kepada majikannya. Tapi tiba-tiba, tanpa disangka ternyata sang majikan malah menyerahkan kunci rumah tersebut kepada si Tukang Kayu sambil berkata,
"Ini rumah untukmu, ambilah kuncinya sebagai hadiah terakhir dariku atas kesetianmu selama ini."
seketika tukang kayu ini tersentak lalu hatinya berkata, "Mengapa aku membuat rumah ini dengan asal-asalan?? Padahal sesungguhnya ternyata aku sedang membuat rumah untuk diriku sendiri."
Begitulah akhirnya penyesalan yang dirasakan oleh di Tukang Kayu tersebut.
Teman-teman, kita dapat memetik hikmah dari cerita ini, bahwa sesungguhnya apapun perbuatan yang kita lakukan sejatinya akan kembali lagi pada diri kita sendiri. BArang siapa berbuat kebaikan, maka akan menuai kebaikan pula. Namun sebaliknya, barang siapa yang melakukan keburukan, maka akan mendapatkan keburukan pula.
Mari, berlomba-lombalah dalam kebaikan. :)
Terima kasih, kak Anwar atas cerita-cerita hikmahnya.