_Oleh Rahmadi Salman_
Suatu ketika seseorang yang kesehariannya sebagai petani pergi ke ladang untuk menggarap sawahnya. Di temani seorang istri yang mendampingi hidupnya selama berpuluh-puluh tahun. Tidak ada yang diharapkan selain memperoleh hasil yang terbaik yaitu padi yang menguning dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari..
Setiap hari mereka lakukan dengan tulus dan tanpa ada yang mengganggu pekerjaan mereka. Pagi-pagi setelah sarapan seadanya mereka pergi dan sore harinya pulang ke rumah dengan diliputi rasa tawakal kepada Sang Kuasa. Berserah hanya kepada Allah segala hasil dipasrahkan.
Suatu ketika musibah pun terjadi. Isteri yang paling disayangi dan mendampingi hidupnya jatuh sakit. Pada saat itulah petani tua tersebut pergi sendiri ke ladang dan ke kebun, sedangkan isterinya ditinggal di rumah sendirian.
Betapa tidak khawatir, istri yang disayangi ditinggal sendirian di rumah tidak ada yang menemani dalam sakitnya sehingga sang petani tersebut pulang lebih awal dan pekerjaan pun tidak karuan, hanya sekadar menengok lambaian dedaunan padi yang hampir matang dan siap untuk dipanen.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun pun berganti sampai hampir 5 tahun sang istri sakitnya tak sembuh-sembuh karena keterbatasan biaya, sang petani tidak mampu membawa istrinya ke rumah sakit.
Pada suatu malam sang petani tersebut bermimpi di datangi seseorang laki-laki tua dan mengatakan kepadanya agar besok hari jangan pernah meninggalkan sedetikpun istrinya.
Lelaki tua itupun mematuhi pesan mimpinya dan dalam kesendiriannya sambil memandangi istrinya yang lagi terbaring tak berdaya dalam benaknya berkata, "betapa mulia hati istriku. Begitu banyak pengorbanannya untuk aku dan keluarga. Ya Tuhan, berikan kesempatan diriku untuk membalas budi baiknya walaupun hanya sekejab".
Setelah itu tidak sadar dia pun tertidur dan dalam tidur nya dia pun kembali bermimpi akan tetapi kali ini mimpinya hanya melihat kebun yang indah dan di sana ada istrinya yang begitu bahagianya menikmati kebun bunga tersebut.
Tidak begitu lama dia pun terbangun dan saat terbangun ditemuinya istri yang paling disayanginya tersenyum kepadanya. "Sayang, Terima kasih atas semuanya. Jaga dirimu dan jangan pernah melupakan saat-saat kita bersama".
Tak lama setelah menitipkan pesan terakhir itu sang istri menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun.
Permintaan terakhir sang petani itupun dikabulkan Tuhan dan dia merasakan betapa dahsyatnya cinta suci seorang suami.
Pelaihari, 29 November 2023