Ketika mereka ditanya kenapa tidak melanjutkan kuliah? Jawaban mereka bervariasi. Ada yang menjawab, "Ngapain sih kuliah kalau ujung-ujungnya di koen (tempat pembuatan garam ketika musim kemarau)", "Anak perempuan mah nggak usah tinggi-tinggi, nanti juga bakalan di dapur.", "Capek mikir melulu, mendingan kerja nyari duit buat biaya nikah."
Itulah jawaban sebagian teman-teman SMA saya yang terbilang mampu. Bagaimana Indonesia akan siap menghadapi pasar bebas nanti? Jika setiap daerah ada 10% yang mempunyai pikiran dangkal seperti di atas. Akan ada berapa persentase penduduk Indonesia yang Mempunyai pikiran dangkal tersebut?
Padahal masalah biaya, pemerintah sudah memberikan subsidi beasiswa. Seperti BUMN Peduli Pendidikan, Bidik Misi, dan masih banyak lagi.
Ayo kawan-kawan, khususnya yang baru lulus SMA/SMK/MA atau sederajat, bekali diri kita dengan pengetahuan, bahasa dan teknologi untuk menghadapi pasar global nanti.