Kabarnya Ia mengalami pendarahan di kepala dan kaki yang terkena busur oleh para pelaku geng motor. Ironisnya
sampai detik ini palaku geng motor belum tertangkap. Menurut nenek korban “ saya terkejut ketika ada telfon dari rumah sakit anutapura bahwa cucu saya sedang mengalami musibah, dan ketika sampai saya tanya ke cucu saya tentang kejadian itu, rupanya dia tidak ada hubungannya dengan anak2x geng motor itu, selang beberapa menit cucu saya di rujuk kerumah sakit bayangkara “ tutur nenek yang akrab di panggil Hj. Hayana itu.
Setelah dua hari azan di perbolehkan pulang ke rumah, nah kami dapat titik terang dari perbincangan dengan nenek korban yang bersedia di wawancarai malam itu, azan adalah anak yang sangat nakal kesehariannya selalu keluyuran itu dikarenakan azan sangat di manja oleh neneknya, y karena kabarnya orang tua azan pisah dan masing-masing telah menikah (broken hoom), dan kemudian azan dirawat oleh neneknya sejak umur 7 tahun. Azan adalah tipe anak yang tidak suka di atur tapi sangat menyayangi nenenknya, tentu efek dari faktor manja tidak membatasi semua kainginannya.
“ Kalau minta apapun itu harus ada kalau tidak dia marah dan tidak mau pulang kerumah “ ujar menantu Hj. Hayana itu. Selama berbincang-bincang kami tidak bertemu dengan azan karena ia lagi-lagi keluar rumah seolah tidak merasa takut, dengan apa yang menimpanya.
Hikmah dari perjalanan singkat ini mengajarkan kami bahwa kasih sayang tidak dapat diukur dengan harta benda, harta benda hanya sebagai nilai untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan kasih sayang tak dapat diukur dalam hidup seseorang.