Terima kasih, Dinda. Kamu membuka hati kami untuk terus mengasah nurani. Bahwa kepedulian lah yang membuat kehidupan kita lebih bermakna. Bahwa sikap lembut, peka, dan kasih yang membuat manusia menjadi manusia.
Terima kasih, Dinda. Kamu telah mengingatkan kami, kehidupan pada dasarnya adalah rangkaian ujian demi ujian. Ujian untuk bersabar terhadap kondisi yang kita alami, ujian untuk bersabar terhadap ketidakbaikan yang orang lakukan terhadap kita, dan beragam ujian lain; yang bila kita mampu menghadapinya maka ganjarannya sering kali membuat kita terperangah.
Terima kasih, Dinda. Kamu makin membuka hati kami, bahwa kehidupan bukan sekadar hitungan matematika; saya telah "keluar" sejumlah ini, maka saya harus mendapat jumlah yang sama; saya telah berusaha seperti ini, orang harus menghargai. Lengkapilah hitungan matematika hidup kita dengan hitungan nurani dan kepeduliaan. Dan setelah itu percayalah, kamu akan mendapat laba kepuasan hati dan kebahagiaan jiwa yang berlipat.
Terima kasih, Dinda. Kamu telah menyadarkan para orangtua agar seimbang dalam mendidik anak-anak. Bukan hanya cerdas pikiran tapi yang jauh lebih penting adalah cerdas hati. Mengajarkan anak-anak sejak dini untuk mudah berempati dan simpati kepada orang lain, salah satu contohnya adalah sigap memberikan kursi kepada penumpang yang lebih membutuhkan. Juga mengajarkan anak untuk berani mengingatkan orang-orang di sekitar untuk peduli pada orang yang memiliki kelemahan serta menghormati peraturan yang ada.
Terima kasih, Dinda. Kamu telah mengingatkan pemerintah untuk lebih bergegas lagi memperbaiki transportasi publik di negeri ini.
Terima kasih, Dinda…
*sambil nunggu CL yang tiba-tiba listriknya mati, silakan yang mau menambahkan ucapan terima kasih ke Dinda :)*