Dalam sebuah keluarga, pria lah yang lebih diutamakan dalam menempuh pendidikan tinggi sedangkan wanita hanya dinomor duakan saja karena adanya anggapan bahwa kelak wanita hanya sebagai istri saja yang tidak diperuntukkan bekerja diluar rumah. Bahkan tak sedikit pula wanita yang mengenyam pendidikan tinggi tetapi hanya untuk memudahkan proses pencarian jodohnya. Lantas setelah lulus pendidikan, wanita-wanita ini tidak memanfaatkan gelar yang telah diraihnya, bahkan yang lebih parah lagi jika mereka putus sekolah setelah menemukan jodohnya!
Wanita memang tidak dapat memungkiri kodratnya yang sering disingkat dengan 5M yaitu Menstruasi, Mengandung, Melahirkan, Menyusui dan Menopouse. Tetapi apa salahnya jika wanita juga mengenyam pendidikan yang sama tingginya dengan pria dan bekerja sebagaimana pria disamping menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Wanita tak ingin melangkah di depan pria ataupun di belakang pria melainkan hanya ingin melangkah bersama beriringan dengan pria. Bukankah dengan bekerja itu berarti wanita juga dapat mengasah keterampilan lainnya yang dimiliki dan memperluas pengetahuannya selain hanya di dapur, sumur dan kasur? Bukankah pria akan lebih bangga bila memiliki seorang istri yang menjadi wanita karier tanpa mengenyampingkan keluarganya? Selain itu, dengan bekerja wanita juga dapat mengasah kemandiriannya dan menjadi tidak terlalu bergantung dengan pria. Bukankah pria tak suka jika wanita selalu mengandalkannya? Adakah pembenaran bahwa wanita hanya identik dengan ketiga tempat diatas?