Pernyataan la nyalla tentang kompetisi ISL sangat tidak masuk akal dan mengada-ada. Pertama dirinya menganggap sebagai penyelengara sepakbola dan kompetisi yang sah sehingga hanya pihak PT LI yang sudah dicabut mandatnya ini saja yang diberi kewenangan untuk menggelar pertandingan sepakbola di Indonesia.
Mantan supir angkot yang kelakukannya mirip preman ini juga menganggap ISL sebagai kompetisi yang sah. Alasan kedua ini tambah menunjukkan betapa tidak bermutunya jalan pikiran orang tua berwajah kotak dan botak dan jelek tersebut.
Seperti diketahui semua orang, bahwa KLB PSSI di Ancol pada 18 Maret lalu secara ilegal dan meyakinkan sudah menjadikan PSSI pimpinan La nyalla sebagai organisasi tidak valid lagi. PSSI yang sah adalah yang dipimpin oleh Djohar Arifin.
ISL adalah sebuah kompetisi yang hanya disahkan oleh Kongres Bali dan banyak mafia sehingga mandatnya kini sudah dicabut. ISL juga sebagai kompetisi dengan peserta yang tidak kredibel seperti 18 klub yang tidak profesional dengan rata-rata pendukung yang banyak dan menghasilkan keuntungan ratusan miliar etapi keuntungannya banyak dikorupsi pengurusnya, secara total. ISL juga dikelola oleh klub itu sendiri dengan 99 persen saham dimiliki oleh klub. ISL(tapi tidak sah karena belum melakukan RUPS dan dimenkumham berum dirubah) juga sebagai kompetisi yang tidak dikenal di FIFA karena tidak ada di situs resmi FIFA.
Kondisi lain yang lebih parah, ISL ini ternyata izinnya turnamen, berarti ini suatu pembohongan kepada semua pihak termasuk manyarakat penikmat sepakbola.
Terakhir, pak Djohar dan semua masyarakat Indonesia kini sudah meminta agar la nyalla dan antek-ateknya agar legowo meninggalkan sepakbola Indonesia untuk selanjutnya biar PSSI yang membawa sepakbola negeri ini ke masa depan yang lebih cerah.