Ada rasa gatal di punggung. Rasanya ingin segera menggaruknya saja, tapi apa daya tangan tak sampai he he he. Kami perlu sebuah garpu untuk membantu kami menggapai tempat yang gatal tersebut.
Tapi, garpunya agak jauh, lagi pula saat ini ada orang lain di tempat ini. Jadi, kami mengurungkan niat membebaskan diri dari rasa gatal ini.
Itung punya itung, biasanya memang bila gatal, langsung kami garuk segera. Dan setelah itu rasanya nyaman, hilang gatalnya. Sekarang, saat ini, terpaksa menahannya beberapa saat.
Kami amati rasa gatal ini. Masih tetap gatal. Belum hilang. Tetap ada. Mungkin memang perlu diobati, alias digaruk.
Hmm…. Kami harus bisa bertahan melawan rasa gatal ini. Harus. Ciat…. Pertarunganpun dimulai.
Di sudut sini, kami yang sedang duduk berhadapan dengan sebuah mesin berlayar. Nampak perkasa, bisa melakukan sebuah bahkan beberapa garukan dengan cepat dan pasti langsung kena sasaran.
Di sudut sana, bentolan kecil yang kini sedang mengejek kami dengan melompat-lompat di punggung kami sehingga menyebabkan rasa gatal yang menggoda untuk digaruk. Meski kecil ia percaya diri, Karena berkali-kali ia melompat-lompat kecil yang menimbulkan efek gatal.
Di masing-masing sudut, kami tetap mempertahankan kemampuan kami.
Uggh…. Si bentol kecil itu masih tetap melompat-lompat. Punggung kami tetap gatal. Dan masih ada orang di ruang ini. Kami harus bertahan. Tak bergerak untuk menggaruk.
Ciat…..
Sejurus kami lontarkan mantra-mantra untuk mengusir rasa gatal yang menggelitik ini. Hus, hus, hus seraya mulut kami monyongkan untuk meniup mantra-mantra yang sudah kami baca. Untuk mencegah si bentol kecil itu melompat lagi.
Diam…. Senyap sesaat. Si bentol tak bergerak.
Kami merasa menang. Ha ha ha, akhirnya kami berhasil menaklukkan si bentol kecil. Kami menang, kami menang. Dan terdengarlah di telinga kami lagu milik freddy mercury “we are the champion” membahana. Hore…. Hore….. di sisi kiri dan kanan kami, orang-orang mengelu-elukan kami. “we are the champion” kian terdengar jelas dan membuat kami bangga.
Lima menit kemudian…..
Ughhh… punggung kami sontak bergerak tak tahan. Ah, rupanya si bentol kecil melompat lebih keras lagi, rasa gatalnya kini muncul dengan kegatalan yang lebih dari sebelumnya.
Melihat kami tak tahan, si bentol kian senang dan kian melompat, eh bukan, dia kini malah berjingkrak-jingkrak. Dia tidak ingin membiarkan kami menang melawannya hari ini.
Wuih…… kami menghela nafas.
Jadi….. ini toh yang kau inginkan, wahai bentol kecil…..
Dan kami pun segera meraih garpu yang ada dalam laci salah satu lemari di sudut ruang baca ini. Tiada ampun, kami arahkan matanya yang runcing menggaruk si bentol kecil di punggung kami.
Ia pun tak berkutik.
Akhirnya…… dialah yang menang….
Karena berhasil mengganggu kami dan berhasil mengalihkan perhatian kami dari pekerjaan yang semestinya kami segera selesaikan.
Ya, dialah pemenangnya.