Di pagi hari, secara tak sengaja jari tengah kami terluka karena pisau dapur saat sedang memotong jeruk nipis. Sudah lama tidak terluka karena hal yang sama. Ya biarlah. Kontan saja darah segar mengalir dari bagian yang luka tersebut. segera kami cuci di bawah air yang mengalir mencoba untuk menghentikan aliran darahnya.
Terasa agak perih terkena air. Kecil memang ukuran lukanya, namun tetap saja terasa sakit. Bagian jari yang sedikit luka tersebut menyebabkan gerakan tangan tak leluasa seperti biasa. Maklumlah bagaimana peribahasa yang berbunyi, satu bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh ikut merasakannya. Demikian adanya.
Teringat, kami masih memiliki sebotol Albothyl di kamar. Namun yang terbayang adalah rasa sakit yang tak terkira bila cairan albothyl itu menyentuh luka. Karuan saja kami urung untuk melakukannya. Rasa takut menggelayuti pikiran kami. Lalu ibu menawarkan untuk diobati dengan obat luka lainnya. Tak sakit bila menggunakan obat luka itu memang, namun proses penyembuhannya pun agak lama.
Sehabis mandi, kami berfikir kembali dan akhirnya…. Satu dua tiga….. kami mencoba untuk mengalirkan sedikit cairan Albothyl ke atas luka yang masih sedikit mengalirkan darah. Dan yang kami rasakan memang sakit, perih tapi tidak sesakit dan se perih yang terbayang dalam pikiran sebelumnya. Kami berusaha untuk menikmati rasa sakit dan perih yang diakibatkan oleh cairan itu. Ah, cairan itu sedang bekerja untuk menutup jaringan sel yang luka.
Dan lukanya pun tak lama kemudian berangsur-angsur tertutup dan berhenti mengeluarkan darah. Lukanya sudah tidak sakit. Benar-benar manjur Albothyl itu (bukan promosi lho), soalnya di sore hari luka itu sudah benar-benar sembuh walaupun masih tampak bekas luka.
Bila diingat, betapa pikiran kami dipenuhi rasa takut ketika memikirkan kalau luka itu diobati dengan Albothyl. Yang terbayang yang buruk, sakit yang sangat dan kami tak mampu menahannya. Rasa takut itu nyata. Sebelum akhirnya merasakan rasa sakit yang sebenarnya pada saat luka diobati, terus saja berkecamuk pikiran tersebut.
Dalam sebuah buku yang berjudul Fear Management Mengelola Ketakutan , Memacu Evolusi Diri karya Anand Krishna yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama tahun 2007 disebutkan bahwa Seorang Bijak menerjemahkan rasa takut atau dalam bahasa Inggrisnya Fear adalah singkatan dari False Emotion Appearing Real atau emosi palsu yang terkesan nyata.
Walaupun emosi palsu namun rasa takut itu dapat membuat hidup kita kacau. Dalam buku tersebut dijelaskan jenis-jenis rasa takut dan bagaimana mengatasinya. Dikatakan dalam buku itu … setidaknya ada lima lapisan kesadaran utama dalam diri manusia dan di sana ada ketakutan yang berbeda-beda;
oLapisan Fisik
oLapisan Energi
oLapisan Mental
oLapisan Intelegensia
oLapisan Spiritual
Buku tersebut sangat bagus untuk dibaca. Kiranya kita semua memiliki kadar rasa takut yang berbeda-beda, namun intinya kita pasti memiliki rasa itu. Tidak ada salahnya bila kita mulai mencoba untuk belajar mengolah efek dari rasa takut itu sehingga hidup kita menjadi lebih baik dan bahagia.
Sebagaimana yang kami alami di atas, bahwa sebuah luka bisa menimbulkan rasa takut walau memang mungkin tidak penting namun bila rasa takut terus saja bertumpuk dan tak segera kami atasi yakni dengan jalan mengobati luka maka kemungkinan dari luka yang kecil itu akan menyebabkan infeksi yang dapat mengganggu aktifitas kami sehari-hari. Kami mengatasi rasa takut itu dengan just do it, mengobati luka dan kami pun menyadari ternyata tak seperti yang kami bayangkan rasanya.
Terima kasih untuk hari ini…
Image: Google Search