Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

73). Realiksi : "Makin Dekat Makin Jauh"

17 November 2010   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 72 1

..Kerap aku dibayangi keprihatinan: kelak seperti apa setiap persoalan masa depan bisa kuhadapi kalau semua ikhtiar yang bisa kuupayakan tidak berbanding lurus dengan tingkat pemecahannya. Anak-anak makin besar, tanggung jawab dan persoalannya makin besar pula. Usia makin bertambah, bertambah pula romantika permasalahannya. Hidup makin kompleks, makin terperangah aku dibuatnya.

..Waktu itu masih ada waktu, di tengah jalan kupertanyakan kesiapanku. Di kala makin mendekat, aku makin khawatir menghitung waktu. Dan sekarang sudah di dekatku, tak punya waktu lagi untuk menghindar.

..Kenapa harus menghindar? Ini kan tanggung jawabku ! Di situlah alasannya! Kadang hidup tidak seindah warna yang kita khayalkan, kenyataan tidak sebagus yang kita rencanakan, terlebih persoalannya tidak secukup yang mampu kita rampungkan. Jadi mau apa lagi, maju kena mundur kena !

..Karena hidup berjalan terus ke depan: mengejarku, melewatiku; dan tidak jalan di tempat menungguku, atau kalau boleh mundur ke belakang, menjajariku.

..Kini aku tertinggal di belakang dan “terbelakang”.

..By : Rahayu Winnet

. . NB : Realiksi : realitas campur fiksi, maksudnya semoga ini cuma mimpi (hehe, mimpi benaran).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun