Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

*** Mencoba Berkreasi Dalam Kompasiana***

17 November 2010   18:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 292 0

.  .  .  Untuk sebuah keperluan bisa mengakses tulisan sendiri, kreasi ini saya coba hadirkan. Semoga bermanfaat. Ke depan, isi nomor urut dan judul postingan baru akan terus bertambah dan saya terus terbitkan di halaman terdepan profil saya. Semoga cara ini diterima dan tidak melanggar aturan admin. Sebelumnya maaf dan terima kasih banyak.

198). “Tidak Harus Pintar Sendirian”

197). “Orang Tua(lah) Yang Mendurhakakan Anak”

196). “Sebelum Kebaikan Benar-Benar Habis Masa Pakainya”

195). Apa Kabar “Cara Terpilih yang Benar” dari Nyanyian Kesaksian Nazaruddin

194). “Seberapa Tahan Kita Tidak Menceritakan Masalah “Rumah Tangga” Kita Ke .Pihak Lain”

193). “Apa Mungkin Untuk Tidak Pernah Menceritakan Masalah Rumah Tangga Kita Ke Pihak Lain.”

192). “Ada Batas Samar Dari Sebuah Nasehat Yang Terlalu Idealis, Kita Perlu Memperjelasnya” .

191). “Maafkan Saya: Sebuah Anekdot Yang Kurang Mendidik, Dengan Ini Saya Hapus”

190). “Satu-Satu Datang, Satu-Satu Pergi”

189). Sekali Lagi “Kenyataan Tidak Pernah Salah” Secara Kausalitas

188). Teori: “Kenyataan Tidak Pernah Salah”

187). “Error, Kompasiana Error!”

186). “Sistem Moral dan Kesadaran Dalam Evaluasi Belajar Siswa”

185). Kasih Judul Apa Ya?

184). “Ada Apa dengan Belajar Kita di Sekolah?”

183). “Selagi Masih Ingin Bicara”

182). Prihatin: “Betapa Rancunya Kejujuran Di Negeri Ini”

181). “UN Tahun Ini Berhasil ! Berhasil Dikelabui, Apa?”

180). “Tukaran Pasangan? Yang Benar, Eh Benak Saja Ah!”

179). “Selagi Mereka Berharap, Kita Masih Punya Banyak Kesempatan

178). “Sampaikan Prihatin ini Biar Sampai”

177). Humor: “Wawancara Langsung”

176). Belum Dapatkan Judul

175). Perspektif: “Pada Sebuah Sistem Moral Dan Kesadaran”

174). “Bukan Harga Mati untuk Megawati”

173). “Pidato Megawati Memukau Saya!”

172). “Belajar Mengoreksi Situasi yang Stagnan ala Cucak”

171). “Coba Mengoreksi Korengan(Koreksi dan Larangan)”

170). “Wah, Saya Dijitak Si Cucak Soal Postingan Barusan”

169) “Coba Memahami Si Cucak”

168). Mutiara Kecil: “Surat Tagihan Kiki”

167). Kita Perlu Menemukan SistemNya

166). Ternyata Sulit Memang menjadi Diri Sendiri

165). Prihatin: “Biarkan Dia Berlalu Cucak!”

164). Pada Sebuah Empati dari Tengah Simpati Orang Banyak

163). Kisahku: “Salah Perhitungan”

162). Baiknya Saya Mengundurkan Diri Saja

161). Belum Tahu Judulnya

160). Sahabat Komunikasi Setiap Orang

159). Ada Apa dengan Pasangan Selingkuh Kita*?

158). “Apalagi Saya”

157). Kadang Lebih Baik Mengalah Daripada Memenangkan Sebuah Kemenangan

156). Humor: “Koleksi Nyabung Binatang”

155) Humor: “Syukur, Karena Kalau Tidak…?”

154) Ulah Usil Horror Si Cucak Kecil

153). Bicara Si Cucakruwa Sulit Dipahami, Kasihan Ya?

152). Teori Jaga Jarak Si Cucakruwa

151) Pada Sebuah Sistem

150). Mulailah Membajak dengan Caramu

149). Anekdot: “Sewot Itu !”

148). Anekdot: “Kapan Itu??!”

147) Perspektif: Antara Kembali ke Diri Sendiri dan Perbaikan Sistem/Keadaan

146). Perspektif: “Anda(i) pada Sebuah Sistem (2)”

145). Perspektif: “Anda(i) Pada Sebuah Sistem”

144). Persepsi: “Kita Tidak Selamanya Punya Uang, Tapi Kita Selamanya Akan Punya Uang”

143). Humor: “Ketika Berdiri Dari Tidak Dapatkan Kedudukan”

142). Prihatin: “Betapa Beda Cara Kami”

141). Coba Mulai Memanejemen Diri, tapi Buyar Lagi

140). Kabar Kaburnya Sebuah Masalah

139). Realiksi: “Catatan Ketelmian Di Kepala Botak Santri Anakku”

138). “Blog Ini Untuk Sementara Dikapling, Lahannya Mau Saya Bajak Dulu”

137). Mempertanyakan Makna Ketidakjujuran Dalam Ujian Nasional

136). Perspektif: “Kenyataan Tidak Pernah Salah, Secara Kausalitas.

135). Tanah Tumpah Konflik Saudaraku

134). Prihatin: “Berikan Mereka Kesempatan Bermain”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun