[caption id="attachment_110625" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi-bentrokan mahasiswa/Admin (KONTAN/ FRANSISKUS SIMBOLON)"][/caption] Sebenarnya ada rasa berat dalam hati untuk menulis tentang ini. Terlebih saya dari Makassar, besar dan kehidupan saya ada disini. tetapi disatu sisi, ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua masyarakat Indonesia. Karena bisa saja, bukan cuma di Makassar hal ini terjadi, namun mungkin lebih awal saja diketahui. Kurang lebih sebulan terakhir ini mahasiswa dari berbagai universitas di Makassar riuh lagi. Jika dulu, aksi mahasiswa hanya dibekali dengan parang dan panah, kali ini berbeda, mereka telah mengantongi senjata api rakitan lengkap dengan pelurunya. Entah dari mana sebenarnya mereka dapatkan itu semua. Pengakuan sementara mereka senjata api rakitan ini dibuat sendiri dengan bahan seadanya dan pengetahuan senjata apa adanya. Entah itu benar atau tidak? sementara peluru mereka mengaku mendapatkannya dari Kalimantan melalui pasar gelap penjualan senjata. Kalau memang itu benar, sungguh nyata negara kita diambang perpecahan karena mahasiswa saja sudah dengan leluasa menggunakan senjata api rakitan. Sebagai gambaran kondisi di Makassar. Awal Mei ini sekitar 12 mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar diamankan, 7 diantaranya ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan senjata tajam dan api. Kasus di UMI ini telah terjadi sejak akhir Februari lalu. Hampir tiap minggu ada perpecahan disana, hingga puncaknya terjadi penembakan misterius kepada salah seorang aktifis Mahasiswa Pencinta Alama (Mapala) UMI atas nama Muhammad Nur Husain. Siapa penembaknya belum diketahui hingga kini? Hampir bersamaan, seorang warga sipil juga menjadi sasaran penembakan misterius di Makassar. Dia bahkan meninggal dunia dengan peluru bersarang dalam tubuhnya. Polisi juga belum bisa mengungkap siapa penembak misterius dalam beberapa kejadian di Makassar ini. Saya tidak ingin mengklaim jika senjara api yang didapat ditangan mahasiswa UMI tersebut digunakan dalam penembakan selama ini. Karena itu tidak punya bukti nyata. Walau yang bertikai selama ini di kampus UMI diduga adalah mahasiswa Fakultas Teknik dengan Mapala, dimana yang tertangkap tangan membawa senjata adalah mahasiswa Teknik dan yang tertembak adalah anak mapala. Masalah pengusutannya, biar polisi yang bekerja. Senin 16 Mei ini terjadi lagi insiden yang diperbuat oleh mahasiswa. Kali ini gabungan, ada mahasiwa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) ada dari Universitas Negeri Makassar (UNM), dari Universitas Muhammadiyah (Unisemuh) dan ada dari STIMIK Dipanegara Makassar. Mereka menyerang warga Jalan Hertasniang Timur secara tiba-tiba. Saat dirazia polisi, ditangan mereka juga ditemukan senjata api rakitan dengan empat butir peluru. Dari pengakuaanya, senjata itu dibaut di dalam kampus UNM dan pelurunya datang dari peredaran di dalam kampus. Tentu saja, pengakuan ini butuh bukti. Namun jika ini benar, ini adalah ancaman bagi pendidikan kita. Ternyata mereka kuliah bukan sekedar mencari ilmu dan mendapatkan ijazah. Pertanyaan besar kemudian muncul, akan mereka apakan senjata itu, apakah untuk kepentingan tertentu atau hanya untuk menakut-nakuti saja. Ini harusnya menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar bagi instansi kepolisian. Namun nyatanya hingga kini, kesemua mahasiswa yang tertangkap tangan itu masih didiamkan dalam sel tahanan. Polisi masih enggan melakukan penyelidikan lebih jauh, mereka lebih banyak menunggu. "Kedepan akan kita kembangkan kasus ini, apakah kejadian di Makassar selama ini ada kaitannya dengan sejumlah mahasiswa bersenjata ini atau tidak," ujar AKP Herman Kapolsek Rappocini Makassar yang menangani kasus ini. Namun dari pantauan penulis, polisi terlihat lamban menangani kasus ini karena terjadi riak dari berbagai pihak termasuk mahasiswa dan pihak rektorat universitas yang bersangkutan. Entah mereka takut akan tekanan, atau polisi takut akan ancaman mahasiswa yang mau buat gerakan besar jika teman-teman mereka tak lekas dilepaskan. Semua semakin kompleks. Disamping itu, pelaku kejahatan di Makassar dengan menggunakan senjata api meningkat. Kemarin seorang mahasiswa melapor di Polrestabes Makassar telah menjadi korban kekerasan dengan diancam akan ditembak oleh pelaku. hufff... semoga semua lekas berakhir. Salam dari Makassar
KEMBALI KE ARTIKEL