***
camar menari merayu senja
sayap lentiknya kibaskan marun menggoda
sembunyikan harap pada sang tuan ufuk langit
tentang bekal menyambut kehidupan malam
waktu adakah libur?
tarikan nafas adakah rehat?
meski simpang menunggu pilihan
dan masa berdetak menghitung putusan
adalah saat satu ketentuan
jalan setapak yang menjadi rahim kehidupan
nafas hidup tiada tombol jeda
mimpi surgawi tlah terajut sekian detik masa
tiada lelah
tiada ragu
tiada unjuk rasa
meski impian tlah kadaluarsa
bersama redup cahaya
yang ditelan sang pangeran gulita
***
Jakarta - 25 Agustus 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi