Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Nafas Subsidi

28 Agustus 2014   05:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:19 186 15


***

hangat terasa mengguyur paras bumi
badai melanda bukan angin sepoi
mentari meninggi julurkan api
hujan pun tak mengetuk tubuh bumi
tuk sejukkan gelora panas sudut negeri

riuh rendah di kolong kota
gegap gempita rumah rumah warga
kasak kusuk di gedung kantor pejabat negara
hingga menjalar ke villa mewah pengusaha
tak ketinggalan lidah politisi ternama
merambah setiap sendi bernyawa

dendang lagu menyayat hati
tentang bbm bersubsidi
nada nada sumbang politisi bernyanyi
jadikan ajang manuver komoditi
berserapah bercaci maki
menyala tanduk merah ambisi

naik harga
persediaan langka
adalah kalimat kata kata
menjalar momok setan pemangsa

bbm subsidi
kian menggerogoti
hidup warga dan bumi pertiwi
lalu dosa apa rakyat tanah loh jinawi ini
terjilat panas api nafas subsidi
tiap masa pimpinan negeri

***

Jakarta - 27 Agustus 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun