Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Terbenam 2

4 Februari 2015   05:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 80 14


***

senja berbisik pada petang," kenapa kau muram?"
sementara terik tlah selesai menghitung angka-angka waktu
dan bergegas menjauh pulang

petang terdiam
lamat-lamat redup sinarnya menatap kaki-kaki malam yang menghampiri
"ah aku masih inginkan matahari"
kata hatinya menorehkan bayang sepenggal peristiwa
cinta yang berdebu
tak tersentuh

dia terbenam untuk sang dewi purnama
kekasih sepanjang abadi yang tak pernah ditakdirkan bersua
terang
lalu gelap
kasih terasa namun tiada
mengapa dibalik indah selalu nyeri ada?

aah
senja tergesa tinggalkan debu-debu matahari
cahayanya perlahan terbenam
petang bergegas menghilang
dan malam masyuk dengan dunianya
gelap

***

Jakarta - 3 Februari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca juga: Terbenam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun