Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Catatan Penjarahan Mei 1998, Bom Bali, dan Film Innocence of Muslims

29 September 2012   02:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 1260 9
Secara tidak sadar saya pernah beberapakali ketemu dan ngobrol dengan provokator politik kelas kakap. Yang satu berperan pada Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Yang satu lagi berperan pada Bom Bali 2002. Sadar setelah beberapa tahun berselang dan tidak ketemu mereka lagi. Tersentak! Terimakasih internet, situs jurnalisme warga, dan media independent yang membuka matahati.

Tidak perlu saya sebut namanya, yang perlu adalah saya menemukan bukti-bukti pengakuan yang solid. Setidaknya saya tahu dan yakin apa yang sejatinya terjadi di balik peristiwa besar hasil operasi rahasia dalam melancarkan "false flag attack", "false flag terror", "strategy of tension", dan seterusnya. Tidak percuma ayah saya, bekas polisi jaman kemerdekaan, dulu membisiki betapa jahatnya permainan politik dengan tumbal darah manusia.

Siasat "maling teriak maling", lagu lama kemasan baru tetap favorit hingga kini. Bila Anda pelajari operasi rahasia Gladio, Northwood, False Flag, Gunpowder Plot maka tidak akan heran. Sebut saja Bom Bali, WTC 9/11, London 7/7. Ribuan pakar kristen dan yahudi tunjuk hidung dalang dengan bukti. Bahwa semua itu cuma preteks buat George Bush-Tony Blair-John Howard melakukan invasi militer ke Afghan dan Irak. Ikan teri muslim urakan jadi umpan (patsy) kemudian dipenjara, ikan kakap para jendral dan bankir jadi pahlawan kesiangan sambil mengantongi sekarung uang.

Beruntunglah banyak situs perlawanan warga dunia, misalnya: ada Research on Globalization (globalresearch.ca), ada Kerry Cassidy di ProjectCamelotPortal.com, dan ada InformationClearingHouse.info.

Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta:

Terasa betul banyak kejanggalan kehadiran orang-orang misterius. Saya mengalami suasana teror berkepanjangan ketika tinggal di Perumnas Klender Jakarta Timur, tidak jauh dari Mall Ciputra di mana 1000 orang tewas terbakar dalam gedung/mall yang dijarah. Disusul kemudian tawuran antar warga di Perumnas Klender. Disusul pertikaian antara polisi dengan militer kiriman dari Bandung, di Jalan Teratai Putih.

Selama kerusuhan biadab itu dua kali saya nyaris tertembak oleh peluru panas yang nyasar. Tiga bulan saya trauma. Seakan kuping ini selalu mendengar datangnya gerombolan orang sangar bawa golok untuk menjarah toko dan menyerang siapa saja yang menghalangi. Berapa tahun saya merenung. Hati bertanya mengapa warga yang biasanya ramah tiba-tiba jadi buas?

Begitu hebatnya hasil karya tangan-tangan jahat, well planned and well organized behind the scene, dalam menanipulasi kejadian agar warga ngamuk di luar kendali. Di Televisi Wimar Witolar pernah bilang, "begitu hebat event organizer yang mendalangi kerusuhan Mei 1998", tepat sekali!

Barangkali atas petunjuk Allah saya gagal berteman dekat dengan si provokator (yang tersebut di atas). Mereka sering ngoceh di TV juga di koran. Lagaknya pahlawan demokrasi penyambung aspirasi rakyat. Nggak taunya antek-antek asing buat melayani agenda "war on terror" yang palsu itu. Agenda kaum globalis hasil pemikiran Bernard Lewis dan Zbignew Brezezinski untuk menguasai ladang minyak dan pipa minyak di Timur Tengah dan Laut Kaspia.

Beruntunglah saya tidak mengagumi sang provokator sebagaimana teman-teman yang terkecoh oleh penampilan lahiriah. Entah mengapa beberapa kali ketemu hati kecil ini seakan berkata "awas orang ini berbahaya". Setelah ngeh siapa dia saya berharap agar provokator jadi sadar dan insaf serta tobat. Semoga pula dia tidak terlibat.

"Most evil organizations"

Ketika meledak film amatiran berjudul "Innocence of Muslims" karya Sam Bacile pada September ini, dugaan saya tidak terlalu meleset. Film spesial menghina Nabi Muhammad dirancang sebagai provokasi agenda besar. November nanti Pilpres Amerika antara Obama lawan Romney, mereka butuh isu untuk wacana publik siapa yang paling berjiwa patriot. Ada Benyamin Netanyahu yang gatel melancarkan perang nuklir kepada Iran. Ada yang ngimpi segera Perang Dunia III. Dalam perkara ini supporter zionis yahudi saling tuding dengan supporter Jesuit. Mana yang benar? Siapa yang kebelet penjajahan total atas seluruh planet bumi? Edan!

Film provokasi yang ditayangkan dalam spektrum luas pada momentum pas hanya terjadi bila terorganisir. Entah organisasi mana pelakunya, mungkin macam "most evil organization". Sangat disayangkan 4 nyawa Amerika melayang di Benghazi Libia. Benghazi??? Sungguh misterius karena kantor Duta Besar dan konsulat Amerika di Libia hanya ada di Tripoli.

Hanya orang bebal dan bodoh yang meremehkan film tersebut. Muslim tidak akan menghina nabi manapun karena wajib memuliakan 25 nabi dimulai dari Nabi Adam.

PENUTUP: Kita memang bangsa yang terjajah secara politik, ekonomi, budaya, media. Tapi pintu kemerdekaan itu selalu terbuka. Yaitu pada sikap kritis tidak termakan isi berita mainstream media yang hidup dari iklan... Hanya renungan semoga bencana kemanusiaan tidak terulang!***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun