Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Demam Jokowi dan Gaya Amerika Melanda Pilkada Brebes

26 September 2012   09:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:39 2613 4
Brebes. Sukses pasangan Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta menularkan demam baju kotak-kotak buat kampanye politik. Demikian pantauan portal berita Panturanews atas pasangan IJO (Idza Priyanti-Narjo). Inilah unggulan pemenang Pilkada Brebes 07 Oktober 2012 untuk memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Brebes Jawa Tengah. Sedangkan satu-satunya lawan berat yaitu pasangan TAAT (Agung Widyantoro-Athoillah) 3x jadi korban insiden kecil. Dan uniknya Pilkada ini mirip gaya Pilpres Amerika.

Bupati lawan Wakil Bupati:

Panturanews yang berbasis di Tegal Jawa Tengah amat rajin mengabarkan jalannya kampanye politik Pilkada Brebes. Saat ini Agung Widyantoro menjabat Bupati, sedangkan Idza Priyanti menjabat Wakil Bupati. Mereka berdua bertarung pada Pilkada dengan bumbu cerita panjang. Singkat ceritanya begini: Agung (Golkar) tadinya Wakil Bupati kemudian naik jadi Bupati akibat Bupati terpilih (PDIP) tersandung perkara hukum kemudian dilengserkan. Idza (PDIP) mengisi jabatan Wakil Bupati yang kosong oleh naiknya Agung. Dengan demikian putus sudah aliansi PDIP-Golkar.

Selama ini Idza-Narjo menjual slogan kampanye "PILIH WADON BAE" (Pilih perempuan saja). Tapi sejak Jokowi menang di Jakarta 20 September lalu ada tambahan gaya yaitu gelar baju kotak-kotak ciri khas Jokowi. Agung tidak mau kalah menarik simpatisan dengan menyertakan artis ibu kota kader Golkar yaitu Nurul Arifin. Tapi tidak melawan Idza dengan slogan tandingan misalnya "PILIH LANANG BAE" (Pilih Laki saja).

Mirip gaya Pilpres Amerika:

Kali ini hanya dua pasangan yang bertarung sehingga pasti satu putaran kelar. Pasangan Idza Priyanti-Narjo diusung oleh partai politik PDIP, Gerindra, Demokrat, PKS. Sedangkan Agung Widyantoro-Athoillah diusung oleh Golkar, PKB, PPP, PAN. Dengan demikian pertarungan kelompok nasionalis lawan islamis seperti Pilkada Jakarta sama sekali tidak ada. Mirip Amerika yang kian samar mana kaum Republik dan mana kaum Demokrat. Bunyi dukungan tergantung kalkulasi politik dan bargaining position di atas kepentingan idiologi.

Maka tidak terdengar wacana "syariat", "pemimpin seiman", "sekuler-liberal" selama kampanye. Lagipula rakyat Brebes taunya milih pemimpin yang dipercaya; "mbuh lanang mbuh wadon pokoke milih sing bisa dipercaya, titik".

Sejauh ini kampanye lancar hanya ada 3x insiden kecil. Ada perusakan baliho, ada selebaran gelap atas nama PNS, ada pengumpulan masa di luar jadwal. Konon ketiga-tiganya merugikan pasangan Agung Widyantoro-Athoillah.

Menurut pengamatan pribadi penulis:

Aliansi PDIP-PKS bukan cuma di Brebes. Walikota Tegal Akmal Jaya dengan wakilnya Habib Ali adalah pasangan kader PDIP dengan PKS. Kebetulan Walikota Tegal, boss armada bis PO Dewi Sri jurusan Tegal-Jakarta, adalah kakak-beradik dengan Idza Priyanti. Sedangkan Agung Widyantoro, menurut bisik-bisik, konon didukung armada saingan yaitu PO Dedy Jaya.

Sejak 6 bulan terakhir 3x ke Brebes saya menemukan beberapa fakta. Jumlah alat peraga kampanye milik Idza sekitar 2x lebih banyak daripada milik Agung. Biasanya spanduk Idza disertai latar belakang foto Megawati, Sukarno, Gus Dur.

Beberapa warga yang saya ajak bicara meyakini Idza Priyanti akan menang. Alasanya Brebes-Tegal adalah basis PDIP plus Idza lahir dari keluarga juragan armada bis Dewi Sri. Namun mereka tidak tau persis, atau kurang peduli, kapan Pilkada akan dilaksanakan. Padahal tinggal 2 minggu lagi yaitu tanggal 7 Oktober 2012.

Nah ini ada kepolosan khas orang kampung. Mereka siap ikut kumpul-kumpul ikut kampanye calon Bupati asalkan dapet pembagian materi. Alasan mereka adalah praktik-ekonomis: "ambil aja pemberiannya soale ganti Bupati belum tentu memperbaiki nasib rakyat, urusan nyoblos belakangan!"
***

Ragile, 26-09-2012
www.kompasiana.com/ragile

*) sumber rujukan:

www.panturanews.com/index.php/panturanews/pilkada

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun