Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Unek-Unek Orang Kaya Jakarta Tentang Ulah Anak-Anaknya

26 Juni 2012   03:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 5830 21
Ternyata banyak orang kaya merasa sebel kepada anak sendiri yang amat disayang. Tak kurang dari 5 orang kaya di Jakarta mengutarakan kekesalannya. Mulanya saya tercengang ketika baru satu-dua orang ngeluh. Lama-lama baru ngeh saya ternyata banyak yang mengeluarkan unek-unek senada.

Mereka bicara blak-blakan sampai saya miris...

Antara tahun 1990 s/d 2010 di Jakarta setidaknya ada 5 orang kaya dan kaya raya yang bicara langsung kepada saya. Tentu setelah cukup lama saling kenal dan biasa ngobrol santai dengan mereka. Pada umumnya mereka adalah pengusaha yang jadi tajir melalui perjuangan dari nol. Pada umumnya mereka perantau dari daerah yang sukses mengadu nasib di Kota Jakarta. Pada umumnya mereka mengeluhkan sikap dan ulah anak-anaknya, tanpa mengurangi perhatian dan kasih-sayang kepada anak.

Rangkuman unek-unek orang kaya Jakarta kepada anak-anaknya:

1) Yang kaya dan yang pusing dan yang berjuang mati-matian itu orang tua, tapi yang bener-bener menikmati adalah anak-anak sejak mereka lahir hingga dewasa. Ketika orang tua ingin menikmati kekayaan sering terhambat kemauan anak dewasa. Soalnya anak ingin setara kekayaannya dengan milik orang tua tapi dengan jalan disubsidi atau jalan pintas. Orang tua pusing mikirin anak dewasa. Tapi Anak belum tentu mikirin orang tua.

2) Anak-anak suka sombong dan pamer kekayaan seakan hasil jerih payah mereka. Tapi tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana kekayaan itu menjelma. Tahunya hanya menikmati. Akibatnya sering kelabakan bila disuruh hidup mandiri. Maunya bergantung terus pada harta orang tua.

3) Bila anak disekolahkan tinggi-tinggi lebih tinggi dari pendidikan formal orang tua mulailah belagu: ngrasa diri jagoan dan keminter, padahal masih aja ngincer harta kekayaan orang tua.

4) Orang tua masih hidup dan masih bugar tapi anak-anak mulai ngusik-usik bagi warisan. Seakan orang tua sudah masuk liang kubur harta pun mau buruan dibagi-bagi, orang tua cuma dijanjikan dikasih jaminan makan.

5) Anak lupa orang tua kalau lagi seneng dan happy-happy sama temen. Kalau mumet barulah anak merengek-rengek kepada orang tua. Padahal mereka sudah dewasa dan sudah berumahtangga.

6) Bila orang tua sakit-sakitan atau amat sepuh, anak-anak maunya orang tua dikirim ke rumah jompo. Mereka ogah serumah dan ngurus orang tua. Sepertinya mereka pengin orang tua cepet-cepet mati agar warisan segera dibagi.

7) Anak tertua biasanya suka nakal, menyerobot harta orang tua duluan tanpa sepengetahuan adik-adik. Mentang-mentang merasa punya hak duluan mewakili orang tua sesuai tradisi. Apalagi bila anak tertua punya suami/istri haus harta, wah tambah jadi deh mau maen kuasai harta orang tua.

8) Anak-anak kalau sudah sukses terus jor-joran deh buat anak sendiri. Tapi lupa buat orang tua. Kalau ditegor eh sengak ngomongnya di belakang begini: "orang tua udah mau mati inih gak usah macem-macem!" Orang tua jadi sewot, "Sialan, anak gak tau diuntung."

Begitulah kurang-lebih unek-unek sebagian orang kaya di Jakarta dan sekitarnya yang pernah saya dengar langsung.
***

*)mohon maaf ya, postinganku kemarin "Anakku Jerit-Jerit Tidak Mau Masuk Surga" belum sempat aku balas komen. Lagi ada kondangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun