Sebagai lelaki Jawa Pak Harto tidak hanya dikenal sangat "njawani" tapi juga fanatik menerapkan falsafah Jawa dalam segala sendi kehidupan. Dan diantara filosofi yang dipegang teguh menghasilkan mental juara. Tenang menghadapi masa jaya dan masa suram. "Tidak Jingkrak Jingkrak Ketika Jaya, Tidak Jualan Air Mata Ketika Sengsara".
Dari manakah itu? Saya menduga dari ajaran "4 ojo" yaitu: ojo gumunan (jangan mudah kagum), ojo kagetan (jangan mudah kaget), ojo getunan (jangan mudah menyesal), ojo aleman (jangan manja/kolokan/cengeng). Nanti kita bahas di bawah, sekedar mengingatkan bagi yang sudah tahu, dan memperkenalkan bagi yang belum tahu.
Inikah akibatnya bila sirna mental juara?
Kita saksikan sendiri kebanyakan tokoh jaman sekarang adalah produk serba instan. Lekas terkenal lekas terjungkal. Apalagi kebanyakan selebriti yang demen hura-hura sukses via jalan pintas. Menyangka diri mau awet begitu merasa hebat dan ngetop. Eeeeeeh, nggak lama kemudian ewes ewes hanya karena perkara sepele. LEKAS TERKENAL LEKAS TERJUNGKAL. Duh, kasian yah, hiks.
Oleh oleh dari biografi Pak Harto yang ditulis oleh Ramadhan KH.
Dengan segala keunggulan dan kelemahannya Pak Harto harus diakui punya mental juara yang kokoh. Terbukti selama menjabat presiden banyak prestasi dicetak dan diraih.
Mari ingat ingat. Presiden Soeharto "The Smiling General" (jendral yang suka tersenyum) selalu nampak tenang dalam setiap keadaan. Yang suka bikin rusuh dan beringasan tuh anak buahnya yang cari muka alias penjilat. Misalnya yang hari hari omong kosong. Dan anak buah yang ketagihan bikin laporan ABS alias Asal Bapak Senang.
Mari kita simak lagi filosofi Jawa yang maknyus. Cocok buat bekal biar nggak terpuruk terus. Jangan malu ngakuin dong, walau beda golongan dan pernah musuhan dengan Pak Harto.
1) Ojo gumunan. Jangan mudah kagum. Orang yang mudah kagum gampang ketipu oleh penampilan luar, mulut manis, dan rayuan gombal. Apalagi kalau lagi kejepit atau kesepian. Obatnya: hati hati menilai sesuatu dan tidak latah ikut arus.
2) Ojo kagetan. Jangan mudah kaget. Orang yang mudah kaget mudah panik, gampang stress, gampang terseret tindak kekerasan, membabi buta, lepas kendali. Obatnya: biasakan diri hadapi segalam macam perubahan baik suka maupun duka, jalani apa yang ada.
3) Ojo getunan. Jangan mudah menyesal. Orang yang mudah menyesal lekas murung, mudah tersinggung, deposit luka hati se gunung, kesenggol dikit mutung, kesindir dikit maen pentung! Obatnya: relakan dan lupakan yang sudah-sudah, ingatlah ada datang ada pergi.
4) Ojo aleman. Jangan manja. Jangan kolokan. Jangan cengeng. Misanya dikit dikit ngadu dizalimi. Dikit dikit pamer kesedihan agar dikasihani. Mana ada juara sejati bermental cengeng? Obatnya: belajar menyimpan kesulitan hidup untuk diri sendiri, bertekad hidup mandiri, menerima kenyataan apa adanya.
++
Coba perhatikan sekali lagi. Ingat ingat lagi. Lalu perhatikan. Bahkan Presiden SBY dan dai kondang Aa Gym sangat terkesan kuat bermental manja/cengeng. Maunya dimengerti dan dilayani orang lain secara istimewa. Haus dikasihani. Kedua tokoh punya beda kendaraan tapi satu jurusan: jurus sedih.
++
Nah, contoh mental cengeng terkini pernah saya humorkan sebagai pemilik "SENYUMAN PARNO". Yaitu senyum dalam keadaan mangap melongo. Ekspresi keren gaya seleb terpana. Ini pertanda punya penyakit tidak jelas sebab dan tidak ada obat. Sering terjangkit ketakutan berlebihan (paranoid), setiap ada gangguan sedikit langsung stress. Khas penyakit seleb gila sanjungan, haus dikasihani, minta dilayani, berwatak kejam. Sukanya pamer kesalehan cerminan jiwa yang rapuh - bila tersudut lalu sibuk membungkus diri dengan berdagang jubah agama.
Mungkin hanya sedikit yang mampu meraih mental juara setara Pak Harto belakangan ini. Sebut saja sebagian tokoh, misalnya: Munir, Gus Dur, Jusuf Kalla, BJ Habibie, Mbah Marijan, WS Rendra, Sri Sultan Hamengku Buono X.
Nah, sebagai anak bangsa kita bebas memilih: mau ngalap berkah dari mental juara Pak Harto ataukah mau berjamaan dengan tokoh tokoh bermental cengeng?
"Deretan prestasi juara di suatu jaman hanya terukir dari pemimpin bermental juara".
:::
Tegal, 4 Des 2011
Ragile