Sungguh saya hormat. Saya Salut. Saya angkat topi tinggi-tingi. Ternyata hati nurani ribuan Kompasianer emoh menyebarkan / bikin hoax (kabar palsu). Sahabat-sahabat saya di Kompasiana ini memilih rela postingan dibaca oleh sekitar 100 pembaca saja. Sing penting jujur apa adanya!
Kejujuran Nomer Satu, Mutu Nomer Dua
Itulah benih-benih dan tunas-tunas kejujuran di blog umum yang nyata-nyata memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Khususnya ketika kejujuran dianggap barang mewah. Itulah sebuah lahan subur kejujuran dan tanggung jawab yang dikelola secara berjamaah dari semua lapisan anak bangsa.
Soal kualitas itu urusan bakat dan pengalaman yang akan terbukti pada masa panen mahakarya di kemudian hari. Lagipula apalah artinya tulisan inspiratif dan berkelas tinggi bila tidak ada kejujuran di dalamnya?
Kejujuran Nomer Satu, Mutu Nomer Dua
Ribuan Kompasianer tahu bahwa hoax yang tidak diakui adalah pembohongan publik yang memuakkan. Apalagi bila tak ada sesal dari si penulis. Apalagi malah bangga berhasil menipu ribuan pembaca yang mengira kejadian nyata padahal cuma khayalan. Apalagi...(?)
++ Apalagi bila dengan congkaknya menyalahkan kompasianer-kompasianer yang mempertanyakan kebenaran.
++ Apalagi bila membelokkan perkara dengan ancaman dosa dan pahala seakan si penulis menempatkan dirinya sebagai orang suci yang dizalimi.
Maka benarlah kata orang tua jaman dulu: kebohongan akan ditutup dengan kebohongan baru hingga berlapis-lapis sebelum datang rasa sesal, tahu malu, kemudian bertobat.
Salam Tuljaenak dari Tegal
Ragile
21nov2011
ps: i love you all kompasianers who have been strugelling for the truth, honesty, and responsibility. Never give up. Don't stop. You are all my heroes.