[caption id="attachment_103177" align="aligncenter" width="620" caption="Superpower Ambitions (doc: opednews.com)"][/caption] Terinspirasi masa lalu abad 15, seorang penulis Brunei Times melemparkan gagasan Austronesia Raya. Di mana Kesultanan Brunei ditempatkan sebagai pusat kekuasaan. Sedangkan negara tetangga (Indonesia, Malaysia, Filipina) dijadikan provinsi melalui perluasan wilayah (ekspansi). Kemudian MIB (Melayu Islam Beraja) dijadikan idiologi negara. Islam agama negara dan Melayu sebagai penguasa. Namun perlawan dari dalam menilai gagasan tersebut berbahaya. Pejabat Kesultanan Brunei tutup mulut. Wacana tsb sering dibahas. MIB lahir sejak 1 Januari 1984 pas Brunei merdeka. Sebuah idiologi untuk melestarikan Kerajaan Melayu Islam. Wilayah Austronesia yang meliputi Asia Tenggara mengilhami penggabungan negara agar jaya seperti abad 15. Penggagas yaitu
Hj Syamsuddin memimpikan Brunei jadi negara superpower. Negara Asia Tenggara dan sekitarnya tunduk di bawah Kerajaan Brunei. Tidak jelas alasan Brunei punya hak. Yang jelas: 25 tahun lagi cadangan minyak Brunei habis, menurut High Commissioner to Brunei Darussalam yaitu Riewad V Warjri pada Maret 2009 (baca di sini:
We Have To Live With MIB). Menurut pidato Nazrin atau Pangeran Perak pada September 2006 di depan Forum MIB, mengatakan bahwa pada awal abad 15 terdapat 300 dinasti yang berkuasa, dan pada akhir Perang Dunia Kedua tinggal beberapa gelintir saja. Kebanyakan telah punah dan menyesuaikan diri dengan situasi terbaru (baca di sini:
Supprise At The MIB Forum). Pidatonya yang berdasarkan paper dinilai sangat cemerlang dan sangat menyentuh audiance, bahkan Nazrin sempat membasuh air mata selepas pidato - mungkin sedih betapa telah punah kejayaan masa silam.
Falsafah dan idiologi MIB (Melayu Islam Beraja) juga dikenal dengan nama lain yaitu Malay Islam Monarch atau Kerajaan Islam Melayu. Semacam PANCASILA di Indonesia. Namun Sang Penggagas Brunei Superpower nampaknya kelewat ekstrim dalam menjabarkan Idiologi MIB. Dia sangat yakin dapat mewujudkan mimpinya menjadikan Monarchi Brunei sebagai negara superpower bersaing dengan Amerika, Inggris, China, dll. Untuk mewujudkan itu utamakan Indonesia, Malaysia dan Filipina dijadikan provinsi Brunei melalui aksi diplomasi maupun aksi militer. Jika terwujud maka musuh superpower Kerajaan Brunei adalah: Amerika, China, Prancis, Inggris, Australia, Africa Hitam, dan Rusia. Sejauh ini pejabat Kesultanan Brunei tidak menanggapi. Malahan belum lama ini, 21-apr-2011 Sultan Hassanal Bolkiah berkunjung ke Indonesia menemui Presiden Soesilo, kemudian dianugerahi gelar doktor honoris causa oleh Universitas ndonesia di Depok atas jasanya di bidang filsafat kemanusiaan dan peradaban. Selama ini Sultan Brunei telah memberi beasiswa bagi 88 mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan study di Brunei Darussalam. Berikut ini postingan asli dari Brunei Times 24-apr-2011 yang mengagetkan pembaca: ::
Written by Hj Syamsuddin Sunday, 24 April 2011 16:22
KEMBALI KE ARTIKEL