Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Restoran Korea Utara di Jakarta Dicurigai Propaganda Komunis dan Kriminal Terselubung

9 April 2011   17:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 2307 3
[caption id="attachment_99741" align="aligncenter" width="590" caption="Waitress singing (doc: Ed Wray-blog)"][/caption] Sydney Morning Herald (SMH) kali ini bukan mengabarkan bocoran Wikilieaks tentang Presiden SBY yang melakukan "abuse of power", tapi tudingan kepada sebuah  restoran Korea Utara di Jakarta. Tom Allard kemarin 9-04-2011 menurunkan sebuah artikel berjudul "Pyongyang Propaganda With a Light Touch In Indonesia". Dengan bahasanya yang mengagumi kelezatan masakan, performance pelayan cantik nan pandai bernyanyi, dia melengkapinya dengan bocoran tentang siapa sebetulnya mereka itu yang diduga menjadi corong propaganda komunis. Juga pintu masuk aktifitas kriminal terselubung yang dikendalikan rezim Kim Yong Il. Mulai dari pencucian uang, senjata dan obat terlarang. Benarkah semua itu? [caption id="attachment_99742" align="aligncenter" width="505" caption="Waitress performance 2011 (doc: Sydney Morning Herald)"][/caption] Bukan sekedar restoran yang menawarkan santapan lezat, namun jauh lebih dari itu. Setidaknya sebagai alat diplomasi budaya via makanan tradisional. Apakah hanya itu? Dalam paragraf ketiga dari artikel tersebut, si penulis menceriterakan pengalaman mampir di sebuah restoran Korea Utara di Jakarta, tanpa menyebutkan nama dan tempat persisnya. Perhatikan kalimat berikut ini yang dikutip langsung: :: One of more than a dozen eateries around Asia owned and operated by Kim Jong-il's reclusive communist regime, the restaurant is a much-needed source of foreign currency and a unique exercise in public diplomacy for a rogue state pilloried across the world. The restaurants may also be a front to launder money generated by the North Korean government's illicit activities - weapons sales, counterfeiting and drug trafficking. :: Pada kalimat terakhir jelas Tom Allard tahu bahwa restoran Korea hadir di negara-negara Asia. Dia menuding restoran tersebut dikendalikan oleh rezim komunis  Kim Jong Il, dimungkinkan sebagai pintu masuk untuk aktivitas illegal-kriminal: pencucian uang, pemalsuan, perdagangan senjata, perdagangan obat terlarang. Yang kemudian diperjelas pada paragraf berikutnya di mana restoran tersebut tidak hanya mengandalikan masakan lezat namun plus mengandalkan gadis jelita yang telah didoktrin kuat idiologi komunis. Untuk menguatkan tudingan, Tom Allard menyisipkan pendapat dari seorang pengamat Korea Utara yaitu Danielle Chubb,  dari komunitas Australian National University. Ucapaan Danielle dikutip langsung sbb: :: ''They would usually be people from elite families loyal to the regime, pinpointed for their talents early on, groomed and rigorously ideologically educated.'' :: Nah jelas di sini bahwa pelayan/waitress itu direkrut dari keluarga elit politik yang setia kepad rezim, dididik dan didoktrin, bukan sembarang orang. Yang dengan demikian sangat memungkinkan bertindak sebagi corong propaganda politik atau lebih dari itu. Tom Allard kemudian menutup artikelnya dengan haqul yakin bahwa restoran Korea Utara adalah bagian dari corong propaganda komunis Kim Yong Il. Peerhatikan paragraf yang dikutip berikut ini: :: There was a hint of totalitarian indoctrination, however, at the end of the performance by the waitresses, a showstopping rendition of Celine Dion's epic, ''My Heart Will Go On'', the Oscar-winning theme from Titanic. The soothing nature scenes on the TVs suddenly switched to a pulsating montage of Pyongyang's socialist monuments, expansive squares and rows of sparkling apartments, as if to deflect any suggestion North Korea may share the same fate as the doomed ''unsinkable'' vessel. :: Saya sendiri  sebelum posting tulisan ini  mencoba mencari daftar restoran Korea Utara di Jakarta namun baru menemukan satu buah di Gandaria Jakarta Selatan dengan nama Restoran Pyongyang, menurut informasi Tempo 26-04-2010. Dan saya temukan salah satu foto hasil googling yang saya tempelkan dibagian paling atas. Apakah benar tudingan Tom Allard dari Sidney Morning Herald Australia itu. Benarkah Restoran Korea Utara semacam konsulat terselubung dan lebih dari itu? *)sumber: Sydney Morning Herald *)CATATAN: Karena Sydney Morning Herald adalah media besar dan terkenal dari Australi maka layak dicermati Salam Tuljeanak Ragile :::::::::::::::::::::::::::::::::::: Education : Bu Guru Foto Topless Alias No-Bra Crimes        : Seni Membunuh dan Mutilasi Gaya John Sweeney Canal Murder Religion      : Church Of Scientology Agama Selebriti Dunia-Hollywood Health         : Pemerasan S$26 Juta Pasien Kanker Payudara oleh Dr Susan Lim Humor        : Nostalgia Presiden Khadafi Dengan Poppy Dharsono di Planet Kenthir ::::::::::::::::::::::::::::::::::::

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun