Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

5000 Injil Berisi Kata Allah Kembali Bermasalah di Malaysia

11 Maret 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53 1524 20
"Umat Kristen Malaysia Bosan Dengan Pemerintahan Najib Razak". Kemarahan ini menyusul statemen Najib 07-feb-2011 bahwa protes umat Islam, tentang penggunaan kata "allah" dalam injil, tidak bisa dihentikan. Dan dalam kaitan 5000 injil berisi kata "allah" masih ditahan sejak maret 2009 di Pelabuhan Klang, Kuching Sarawak. Mentri Dalam Negeri Malaysia berdalih karena tidak penuhi syarat perijinan oleh importir Indonesia. Bible Society Of Malaysia (BSM) menuding mentri merampas injil tsb dan akan perkarakan ke pengadilan. Karena mereka telah mengantongi ijin dari kerajaan dan wakil rakyat yang menjamin kebebasan beragama.

Setelah 2009 polemik larangan penggunaan kata "allah" selain di kitab agama islam, pekan ini masalah tsb kembali mencuat. Kamis lalu Mentri menegaskan sudah kirim surat penolakan import injil dari Indonesia kepada si pengirim pada 26 juni 2010. Karena tidak penuhi syarat pengiriman. Namun tidak ada jawaban. Tidak ada pula klaim atas kargo di pelabuhan yang berisi import injil tsb.

Sebaliknya umat kristen Sarawak dan Sabah meyakini bahwa penahanan 5000 kitab injil karena di dalamnya menggunakan kata "allah" untuk merujuk kepada Tuhan. Persaudaraan Evangelis juga berpendapat sama. Dengan kejadian ini polemik kata "allah" kembali jadi debat publik di media Malaysia. Sebagaimana terekam dalam MALAYSIAKINI dan THE MALAYSIAN INSIDER.

Persekutuan Kristian Malaysia melalui pengurusnya Biskop Ng Moon Hing minta agar pihak Kerajaan turun tangan. Keluhnya bahwa sudah ada 30 ribu naskah Perjanjian Baru, Mazmur dan Amsal ditahan di Malaysia. Otoritas Malaysia belum merespon klaim yang satu ini.

The Malayasian Insider menurunkan ungkapan prihatin umat kristen Malaysia sbb: "Ng berkata pihaknya mahu bertanya kepada kerajaan bagaimana program transformasi akan dijalankan dengan jayanya jika kakitangan awam enggan mematuhi keputusan Perdana Mentri."

Jika mengalami jalan buntu maka Bible Society of Malaysia (BSM) akan perkarakan Mentri Dalam Negeri ke pengadilan. Sebagian muslim Malaysia menolak penggunaan kata "allah" di luar umat Islam. Dan pemerintah akan menui kecaman dunia internasional. Padahal sebutan kata "Allah" sudah membudaya dipakai Islam dan Kristen selama ribuan tahun. Kenapa di Malaysia jadi perkara?
***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun